Jakarta (ANTARA News) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan masih melakukan seleksi secara ketat seluruh bakal calon anggota legislatif melalui proses wawancara oleh panelis independen.

"Kami telah melakukan wawancara bakal caleg gelombang kedua. Saat ini masih merekap nilai dari para panelis," ujar Sekjen PSI Raja Juli Antoni di Jakarta, Rabu.

Toni menekankan, para bakal caleg yang mendaftar melalui PSI, belum tentu bisa maju pada Pemilu Legislatif 2019.

Menurutnya, semua tergantung hasil seleksi yang dilakukan selama proses perekrutan, termasuk didalamnya hasil nilai pada saat wawancara.

"Para caleg itu ada yang dinyatakan lulus, lulus bersyarat atau tidak lulus," jelas Toni.

Dia mengatakan ada lima kriteria penilaian terhadap para bakal caleg, antara lain visi-misi, nilai dan komitmen, kepemimpinan, hingga potensi dukungan.

Toni mengatakan tes wawancara bakal caleg PSI melibatkan sejumlah tokoh antara lain Mantan Wakil Pimpinan KPK Bibit Samad Rianto, Dosen Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto, pegiat antikorupsi Zainal Arifin Mochtar, Dosen Komunikasi UI Ade Armando, pakar hukum tata negara Bivitri Susanti, mantan hakim Asep Iwan Iriawan, cendikiawan Muslim Komaruddin Hidayat, serta mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie menyatakan para bakal caleg PSI harus memiliki komitmen jelas terhadap sikap antikorupsi dan intoleransi.

Prerekrutan caleg PSI dilakukan serentak di seluruh Indonesia. Khusus di DPR RI, PSI menargetkan perolehan 20 persen kursi DPR RI pada Pemilu Legislatif 2019.

Baca juga: PSI laporkan intimidasi dari massa "#gantipresiden2019"