Disnaker: 927 TKA di Sultra berasal dari 15 negara
1 Mei 2018 18:55 WIB
Dokumentasi Pengunjung mengamati hasil tambang (smelter) nikel PT COR Industri Indonesia pada acara Sulteng Expo di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/4/2018). Pada tahun ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menetapkan target investasi di Sulawesi Tengah mencapai Rp20,3 triliun. Target itu lebih rendah dibanding target investasi pada tahun 2017 sebesar Rp21 triliun dengan total realisasi investasi mencapai 107 persen atau Rp22,5 triliun. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Kendari (ANTARA News) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Sulawesi Tenggara menyebut bahwa di Sultra terdapat 927 orang tenaga kerja asing (TKA) yang berasal dari 15 negara.
Kadis Nakertrans Sultra, Saemu Alwi di Kendari, Selasa mengatakan, jumlah TKA yang terdata sejak 13 Februari hingga 6 April 2018 itu tersebar di sembilan kabupaten kota di Sultra.
"Mereka berasal dari negara China, Jepang, Malaysia, Singapura, Swiss, Spanyol, Italy, Amerika Serikat, Inggris, India, Ukraina, Kirgystan, Rusia, Uzbekistan, dan Tajikistan," kata Saemu.
Ia mengatakan, para TKA itu terdata bekerja di sejumlah perusahaan tambang dan terbanyak di perusahaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) perusahaan yang membangun smalter di Morosi Kabupaten Konawe.
"PT Virtue Dragon Nickel Industry beroperasi di Konawe memiliki TKA sebanyak 632 orang asal China," ujar mantan Asisten III Setda provinsi itu.
Mengenai persoalan izin kerja, kata Saemu, pihaknya tak memiliki kewenangan. Semua itu merupakan kewenangan Kementerian Tenagakerja RI.
"Data itu berdasarkan temuan kami di lapangan saat melakukan pengawasan. Dan bukan kami yang memberikan izin itu," ujar Alwi.
Kadis Nakertrans Sultra, Saemu Alwi di Kendari, Selasa mengatakan, jumlah TKA yang terdata sejak 13 Februari hingga 6 April 2018 itu tersebar di sembilan kabupaten kota di Sultra.
"Mereka berasal dari negara China, Jepang, Malaysia, Singapura, Swiss, Spanyol, Italy, Amerika Serikat, Inggris, India, Ukraina, Kirgystan, Rusia, Uzbekistan, dan Tajikistan," kata Saemu.
Ia mengatakan, para TKA itu terdata bekerja di sejumlah perusahaan tambang dan terbanyak di perusahaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) perusahaan yang membangun smalter di Morosi Kabupaten Konawe.
"PT Virtue Dragon Nickel Industry beroperasi di Konawe memiliki TKA sebanyak 632 orang asal China," ujar mantan Asisten III Setda provinsi itu.
Mengenai persoalan izin kerja, kata Saemu, pihaknya tak memiliki kewenangan. Semua itu merupakan kewenangan Kementerian Tenagakerja RI.
"Data itu berdasarkan temuan kami di lapangan saat melakukan pengawasan. Dan bukan kami yang memberikan izin itu," ujar Alwi.
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: