Pemprov DKI tidak mengetahui rencana pembagian sembako di Monas
30 April 2018 16:20 WIB
Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede menyampaikan soal kericuhan pembagian sembako di Monumen Nasional (Monas) pada Sabtu (28/4) saat konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta Pusat, Senin (30/4). Susylo Asmalyah/Antara.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatakan tidak mengetahui adanya pembagian sembako oleh panitia acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4/2018), yang menyebabkan ricuh dan sampah yang bertebaran.
"Panitia tidak menjelaskan perkiraan jumlah massa yang mau dihadirkan, ternyata sekitar pukul 11.15 WIB jumlah massa yang datang sudah sekitar 100.000 orang, " kata Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede di Balaikota DKI Jakarta, Senin.
Melihat situasi seperti itu, Mangara yang bersama Kapolres dan Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Jakarta Pusat serta Dandim, langsung mengambil tindakan menutup beberapa pintu masuk menuju Monas. Lalu membuka pintu ke luar yang ada di sisi dekat Kantor Pertamina.
"Kemudian dilakukan penghentian, sedangkan yang sudah siap mendapatkan sembako di kawal dengan sistem antriannya yang diubah, " kata Mangara.
Walikota membantah ia kecolongan terhadap acara tersebut. "Kalau pingsan ada dan kemudian langsung ada penanganan. Beberapa yang pingsan juga dibawah ke rumah sakit kelanjutannya saya tidak monitor. Dan panitia baru akan dipanggil, " kata Walikota.
Mangara menjelaskan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno sudah mengarahkan, untuk kedepannya siapa pun warga yang akan melakukan kegiatan di Monas harus mampu menjelaskan kegiatannya serta kemungkinan yang akan diselenggarakan.
"Kalau ini mereka kelihatannya tidak memperkirakan jumlah warga yang datang. Karena satu indikasinya waktu itu kami panggil ada berapa panitianya, panitianya juga tidak memadai jumlahnya," kata Walikota.
"Panitia tidak menjelaskan perkiraan jumlah massa yang mau dihadirkan, ternyata sekitar pukul 11.15 WIB jumlah massa yang datang sudah sekitar 100.000 orang, " kata Walikota Jakarta Pusat, Mangara Pardede di Balaikota DKI Jakarta, Senin.
Melihat situasi seperti itu, Mangara yang bersama Kapolres dan Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Jakarta Pusat serta Dandim, langsung mengambil tindakan menutup beberapa pintu masuk menuju Monas. Lalu membuka pintu ke luar yang ada di sisi dekat Kantor Pertamina.
"Kemudian dilakukan penghentian, sedangkan yang sudah siap mendapatkan sembako di kawal dengan sistem antriannya yang diubah, " kata Mangara.
Walikota membantah ia kecolongan terhadap acara tersebut. "Kalau pingsan ada dan kemudian langsung ada penanganan. Beberapa yang pingsan juga dibawah ke rumah sakit kelanjutannya saya tidak monitor. Dan panitia baru akan dipanggil, " kata Walikota.
Mangara menjelaskan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno sudah mengarahkan, untuk kedepannya siapa pun warga yang akan melakukan kegiatan di Monas harus mampu menjelaskan kegiatannya serta kemungkinan yang akan diselenggarakan.
"Kalau ini mereka kelihatannya tidak memperkirakan jumlah warga yang datang. Karena satu indikasinya waktu itu kami panggil ada berapa panitianya, panitianya juga tidak memadai jumlahnya," kata Walikota.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: