Pohon simbol hubungan AS-Prancis dikarantina
30 April 2018 14:54 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (ki) dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berjalan melewati pilar di Gedung Putih menyusul upacara kedatangan resmi untuk Macron di South Lawn Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Selasa (24/4/2018). (REUTERS/Kevin Lamarque)
Washington (ANTARA News) – Presiden Prancis Emmanuel Macron pekan lalu melakukan penanaman pohon bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat kunjungannya ke Washington.
Hal tersebut dilakukan untuk mengisyaratkan sebuah itikad baik dengan menanamkan sebuah pohon dari hutan Prancis, tempat 2.000 Marinir AS meninggal saat Perang Dunia I.
Namun, beberapa hari kemudian, pohon itu menghilang.
Di tengah spekulasi yang menghebohkan, Prancis memberikan penjelasan pada Minggu bahwa pohon itu, yang kini dijadikan simbol hubungan AS-Prancis, sedang dikarantina.
“Pohon tersebut sedang dikarantina yang wajib dilakukan untuk setiap organisme hidup yang diimpor ke AS,” kata Gerard Araud, duta besar Prancis untuk Amerika, di Twitter.
“Pohon itu akan ditanam kembali setelahnya,” tambahnya.
Ketika salah satu pengikutnya mengkritik bahwa pemberitahuan tersebut agak terlambat, mengingat bahwa pohonnya sudah ditanam, Araud menegaskan lebih lanjut bahwa akarnya dibungkus dengan plastik. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.
Hal tersebut dilakukan untuk mengisyaratkan sebuah itikad baik dengan menanamkan sebuah pohon dari hutan Prancis, tempat 2.000 Marinir AS meninggal saat Perang Dunia I.
Namun, beberapa hari kemudian, pohon itu menghilang.
Di tengah spekulasi yang menghebohkan, Prancis memberikan penjelasan pada Minggu bahwa pohon itu, yang kini dijadikan simbol hubungan AS-Prancis, sedang dikarantina.
“Pohon tersebut sedang dikarantina yang wajib dilakukan untuk setiap organisme hidup yang diimpor ke AS,” kata Gerard Araud, duta besar Prancis untuk Amerika, di Twitter.
“Pohon itu akan ditanam kembali setelahnya,” tambahnya.
Ketika salah satu pengikutnya mengkritik bahwa pemberitahuan tersebut agak terlambat, mengingat bahwa pohonnya sudah ditanam, Araud menegaskan lebih lanjut bahwa akarnya dibungkus dengan plastik. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: