Jakarta (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengajak seluruh elemen bangsa untuk memberikan pendidikan politik secara dewasa kepada masyarakat dan tidak dibangun pada sebuah proses yang dapat memancing kekerasan.
"Saya kira marilah kita memberikan proses pendidikan politik kepada masyarakat yang dewasa. Pilihan pilpres kan pada tahap mekanisme kampanye dan hari H pemilihan, jangan dibangun pada sebuah proses yang tidak mendidik, apalagi dibangun pada sebuah proses yang memancing kekerasan," ujar Tjahjo seusai mendampingi Presiden Joko Widodo membuka acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2018 dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2019 di Jakarta, Senin.
Pernyataan Tjahjo menyikapi perlakuan intimidasi yang dilakukan sekelompok orang yang mengenakan kaos bertuliskan #2019gantiPresiden terhadap kelompok orang yang mengenakan kaos bertuliskan #DiaSibukKerja bergambar seseorang menyingsingkan lengan baju, dalam kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (car free day), di Jakarta, Minggu (29/4).
Baca juga: PSI kecam pelecehan ibu dan anak di Car Free Day bundaran HI
Mendagri Tjahjo menilai masyarakat berhak menyuarakan pendapatnya, namun dia berharap penyampaian pendapat dilakukan secara arif dan dewasa.
"Soal orang suka atau tidak suka, atau punya pilihan nanti, silakan. Itu kan masih lama, tahap kampanye belum, tahap pengumuman calon belum," kata Tjahjo.
Tjahjo melihat Badan Pengawas Pemilu(Bawaslu) sudah cukup mengantisipasi munculnya intimidasi semacam itu. Kementerian Dalam Negeri sendiri melalui Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak terpancing.
Baca juga: Lokasi CFD harus steril dari kampanye
Mendagri merespons soal intimidasi dalam acara CFD 2018
30 April 2018 11:48 WIB
Mendagri Tjahjo Kumolo. (ANTARA /Zabur Karuru)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: