Jakarta (ANTARA News) - Sedikitnya 250 startup lokal terpilih mendapat kesempatan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengikuti seminar dan bertemu dengan investor dalam ajang Global Ventures Summit (GVS) 2018.
"Lebih dari 100 modal ventura dan 200 investor berpartisipasi di empat kota yang kami singgahi, yaitu Meksiko, Los Angeles, Dubai, dan Jakarta. Kami melihat Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Kami juga melihat potensi besar, banyak startup lokal tumbuh dan berkembang di sini," kata Founder Parkpine Capital sekaligus Global Ventures Summit (GVS) Managing Director Ahmed Shabana dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Mengusung tema Empowering Scalable Technologies in High Growth Markets, GVS 2018 yang diprakarsai Parkpine Capital, kegiatan ini bertujuan menghubungkan startup potensial dengan investor pilihan dari Silicon Valley.
Hal yang menarik, Ahmed Shabana didampingi artis Hollywoood sekaligus Co-founder Parkpine Capital Billy Zane ikut memberikan sharing session dalam Global Ventures Summit 2018 di Jakarta. Adapun beberapa lineup investor yang hadir, di antaranya Lo Toney (Google Ventures), Joshua Slayton (AngelList), Jay Eum (TransLink Capital).
Untuk startup yang menjadi peserta digelar pitch battle, memperebutkan total hadiah USD50.000 dan kunjungan ke Silicon Valley.
Sementara Deputi bidang Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari menyatakan, pemerintah terus mendorong agar startup lokal di Indonesia berkembang. Untuk itu, pihaknya memberikan kesempatan kepada mereka yang terpilih mengikuti sharing dengan para pembicara internasional yang terdiri dari inkubator, accelerator, mentor, partner dan investor dalam acara Global Venture Summit.
"Acara ini merupakan kesempatan bagi para startup bertukar pikiran dan berjejaring. Kami senang dengan antusiasme besar para peserta dalam kegiatan ini," ujarnya.
Dia mengungkapkan sebagai lembaga pemerintah Bekraf bertugas membangun ekosistem startup Indonesia. "Artinya, sebanyak mungkin menghadirkan dan membukakan jalan kolaborasi bagi 'stakeholder' startup yang terdiri dari talenta, kekayaan intelektual, mentor, inkubator bisnis, accelerator, Investor dan pasar," katanya.
Sampai 2017, Indonesia telah mempunyai empat Unicorn (startup yang evaluasinya di atas USD1 miliar). Di mana jenis startup yang tumbuh adalah E-Commerce, On-Demand Service dan Fintech. Untuk 2018 jenis startup baru adalah Logistic, Digital Enabler, Talent Scouting, Agriculture beserta penggunaan teknologi IOT, blockchain dan Artificial Intellegence.
Menurut data terakhir dari Daily Social, selama 2017 jumlah investasi yang diungkap adalah USD3 miliar, jumlah startup baru sebanyak 230. Jumlah startup yang mengalami "merger dan aquisition" adalah 14 dan ada dua startup yang melantai di bursa.
Startup lokal antusias ikuti GVS
27 April 2018 21:18 WIB
Ilustrasi-Pameran Bekraf. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: