Setnov mengaku hilang kesadaran saat kecelakaan
27 April 2018 14:55 WIB
Terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto (tengah) menjadi saksi dalam sidang kasus merintangi penyidikan korupsi KTP elektronik dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Jumat (27/4/2018). Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan mantan Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) yang telah divonis 15 tahun penjara atas kasus yang sama. (ANTARA FOTO/ Reno Esnir)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR Setya Novanto mengaku langsung kehilangan kesadaran saat mengalami kecelakaan mobil pada 16 November 2017 di daerah Permata Hijau, Jakarta.
"Saat itu di daerah Permata Hijau menuju ke Metro TV, kalau tidak salah waktu Hilman (Mattauch) mengatakan 10 menit lagi sampai, jadi ngebut, tahu-tahu menabrak. Saya tidak tahu kebentur sana, kebentur sini, meletek, sudah hilang saja," kata Setya Novanto (Setnov) dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat.
"Lalu saya sudah di RS, di kamar sudah pakai baju biru dan udah pakai itu semua, saya tidak sadar sampai dokter Bimanesh mengenalkan diri," ungkap Setnov saat bersaksi untuk terdakwa dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo, yang didakwa bekerja sama dengan advokat Fredrich Yunadi untuk menghindarkan dia dari pemeriksaan KPK dalam perkara korupsi KTP-Elektronik.
Pada 16 November 2018 pukul 18.30 WIB Setnov direncanakan melakukan wawancara secara langsung di Metro TV. Ia pun berangkat bersama dengan Hilman Mattauch, yang saat itu adalah wartawan Metro TV dan bekas koordinator wartawan DPR. Namun karena selama perjalanan Hilman bolak-balik menelepon sambil mengemudi, mobil Toyota Fortuner yang dikendarai Hilman pun menabrak tiang penerangan jalan.
"Saat mobil berjalan itu ada wawancara lewat telepon, mungkin dua tiga menit tapi live. Dia (Hilman) kasih handhone-nya sambil menyetir, lalu kasih ke saya dan saya bicara. Dia beberapa nengok ke saya tapi sambil ngebut," jelas Setnov.
"Kalau ngebut kira-kira berapa kecepatannya?" tanya ketua majelis hakim Mahfudin.
"Saya tidak ingat ya, suasana hujan dan dia ngebut, tahu-tahu begitu lihat ada jalan, harusnya ke kiri kayaknya ada batu besar di tengahnya dia menghindar, tidak tahu saya sudah hilang saja," ungkap Setnov.
"Katanya Hilman saat wawancara berhenti baru jalan lagi, kemudian berhenti, jalan dan kecepatannya juga tidak terlalu cepat karena jalannya kecil?" tanya hakim Mahfudin.
"Mohon maaf Yang Mulia saya tidak begitu ingat, yang jelas waktu itu karena saat menelepon juga saya berpkir harus bertemu ketemu DPD I lalu ke KPK terus juga ke pers, saya sedang berpikir mau bicara apa di Metro TV, apakah mobil berhenti atau tidak yang tahu Hilman, yang jelas mobilnya pelan," jelas Setnov.
"Kok keteranganya beda dengan Hilman?" tanya hakim lagi.
"Mungkin Pak Hilman yang benar, saat itu saya sedang bicara live tapi saya enggak tau suasananya," jawab Setnov.
"Posisi Hilman bagaimana bisa menabrak?" tanya hakim Mahfudin.
"Saat nabrak itu setelah bicara live 3-4 menit, yang jelas cukup intensif, setelah itu handphone saya serahkan ke Hilman, 'Man hati-hati' dia jawab 'Sudah tenang saja bos pokoknya kita sampai cepat'. Berkali-kali Metro TV menelepon karena ingin saya cepat sampai di sana," ungkap Setnov.
"Yang ditabrak apa?" tanya Mahfudin.
"Tidak tahu, tiba-tiba saja gubrak, saya pingsan, entah menabrak pohon atau jembatan tidak tahu apa, gubrak begitu, lalu ada benturan di kepala, benturan di badan saya sebelah kiri, di sini kena," jawab Setnov sambil menunjuk jidatnya.
Setnov juga mengaku sempat membentur kaca samping mobil.
"Yang jelas kencengnya bukan main, jadi saya 'dhuar' karena begitu cepatnya, sempat 'nyusruk' ke depan lalu ke samping dan tahu-tahu saya sudah hilang saja," tambah Setnov.
"Pas menabrak tahu persis apakah mobil terbalik atau oleng saja?" tanya hakim.
"Saya tahu menabrak, seperti terbalik tapi jelasnya tidak tahu, hahaha," kata Setnov.
Baca juga:
Hakim cecar Hilman mengenai peristiwa kecelakaan Setnov
Kondisi Setnov usai kecelakaan versi sang istri
"Saat itu di daerah Permata Hijau menuju ke Metro TV, kalau tidak salah waktu Hilman (Mattauch) mengatakan 10 menit lagi sampai, jadi ngebut, tahu-tahu menabrak. Saya tidak tahu kebentur sana, kebentur sini, meletek, sudah hilang saja," kata Setya Novanto (Setnov) dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat.
"Lalu saya sudah di RS, di kamar sudah pakai baju biru dan udah pakai itu semua, saya tidak sadar sampai dokter Bimanesh mengenalkan diri," ungkap Setnov saat bersaksi untuk terdakwa dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo, yang didakwa bekerja sama dengan advokat Fredrich Yunadi untuk menghindarkan dia dari pemeriksaan KPK dalam perkara korupsi KTP-Elektronik.
Pada 16 November 2018 pukul 18.30 WIB Setnov direncanakan melakukan wawancara secara langsung di Metro TV. Ia pun berangkat bersama dengan Hilman Mattauch, yang saat itu adalah wartawan Metro TV dan bekas koordinator wartawan DPR. Namun karena selama perjalanan Hilman bolak-balik menelepon sambil mengemudi, mobil Toyota Fortuner yang dikendarai Hilman pun menabrak tiang penerangan jalan.
"Saat mobil berjalan itu ada wawancara lewat telepon, mungkin dua tiga menit tapi live. Dia (Hilman) kasih handhone-nya sambil menyetir, lalu kasih ke saya dan saya bicara. Dia beberapa nengok ke saya tapi sambil ngebut," jelas Setnov.
"Kalau ngebut kira-kira berapa kecepatannya?" tanya ketua majelis hakim Mahfudin.
"Saya tidak ingat ya, suasana hujan dan dia ngebut, tahu-tahu begitu lihat ada jalan, harusnya ke kiri kayaknya ada batu besar di tengahnya dia menghindar, tidak tahu saya sudah hilang saja," ungkap Setnov.
"Katanya Hilman saat wawancara berhenti baru jalan lagi, kemudian berhenti, jalan dan kecepatannya juga tidak terlalu cepat karena jalannya kecil?" tanya hakim Mahfudin.
"Mohon maaf Yang Mulia saya tidak begitu ingat, yang jelas waktu itu karena saat menelepon juga saya berpkir harus bertemu ketemu DPD I lalu ke KPK terus juga ke pers, saya sedang berpikir mau bicara apa di Metro TV, apakah mobil berhenti atau tidak yang tahu Hilman, yang jelas mobilnya pelan," jelas Setnov.
"Kok keteranganya beda dengan Hilman?" tanya hakim lagi.
"Mungkin Pak Hilman yang benar, saat itu saya sedang bicara live tapi saya enggak tau suasananya," jawab Setnov.
"Posisi Hilman bagaimana bisa menabrak?" tanya hakim Mahfudin.
"Saat nabrak itu setelah bicara live 3-4 menit, yang jelas cukup intensif, setelah itu handphone saya serahkan ke Hilman, 'Man hati-hati' dia jawab 'Sudah tenang saja bos pokoknya kita sampai cepat'. Berkali-kali Metro TV menelepon karena ingin saya cepat sampai di sana," ungkap Setnov.
"Yang ditabrak apa?" tanya Mahfudin.
"Tidak tahu, tiba-tiba saja gubrak, saya pingsan, entah menabrak pohon atau jembatan tidak tahu apa, gubrak begitu, lalu ada benturan di kepala, benturan di badan saya sebelah kiri, di sini kena," jawab Setnov sambil menunjuk jidatnya.
Setnov juga mengaku sempat membentur kaca samping mobil.
"Yang jelas kencengnya bukan main, jadi saya 'dhuar' karena begitu cepatnya, sempat 'nyusruk' ke depan lalu ke samping dan tahu-tahu saya sudah hilang saja," tambah Setnov.
"Pas menabrak tahu persis apakah mobil terbalik atau oleng saja?" tanya hakim.
"Saya tahu menabrak, seperti terbalik tapi jelasnya tidak tahu, hahaha," kata Setnov.
Baca juga:
Hakim cecar Hilman mengenai peristiwa kecelakaan Setnov
Kondisi Setnov usai kecelakaan versi sang istri
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: