Pembangkit Listrik Mikro Hidro terbesar Kalteng berhenti beroperasi
27 April 2018 08:37 WIB
Arsip - Sejumlah warga kesepuhan Adat Ciptagelar, bergotong royong membangun pembangkit listrik tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di lereng Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa barat. (FOTO ANTARA/HO-Sukma)
Kuala Pembuang, Kalteng (ANTARA News) - Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Suling Tambun Kabupaten Seruyan merupakan PLTMH terbesar di Kalimantan Tengah, berhenti beroperasi setelah mengalami kerusakan pada bagian mesin.
"Kerusakan PLTMH itu sudah terjadi sejak awal Januari lalu," kata Camat Suling Tambun Lipinus di Kuala Pembuang, Jumat.
Ia mengatakan bahwa rusaknya PLTMH dengan kapasitas 250 kilovolt ampere itu mengakibatkan pasokan listrik menjadi terhenti. Akibatnya, ratusan warga di Desa Tumbang Langkai dan Desa Tanjung Tukal menjalani aktivitas sehari-hari selama 4 bulan terakhir tanpa listrik.
PLTMH yang dana pembangunannya berasal dari APBN sebesar Rp19 miliar itu, kata dia, mengalami kerusakan pada bagian dinamo penggerak sehingga tidak mampu menghasilkan listrik.
Pihak kecamatan secara resmi juga sudah melaporkan kerusakan PLTMH yang beroperasi sejak awal 2016 itu ke Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Seruyan.
Selain itu, kecamatan juga berupaya memperbaiki kerusakan dengan membeli alat yang rusak menggunakan iuran warga.
"Mudah-mudahan alat yang dipesan segera datang sehingga PLTMH bisa diperbaiki," katanya.
Menurut dia, perbaikan dan pemeliharaan PLTMH itu tidak berjalan maksimal karena belum adanya serah terima dari pemerintah pusat ke daerah sehingga pemeliharaan tidak bisa dianggarkan melalui desa dan kecamatan.
Setelah meninjau PLTMH yang berada di Desa Tumbang Langkai, Penjabat Sementara Bupati Seruyan Leonard S. Ampung menginstruksikan Bagian Ekonomi Setda Seruyan segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait dengan kerusakan PLTMH.
"Kerusakan PLTMH itu sudah terjadi sejak awal Januari lalu," kata Camat Suling Tambun Lipinus di Kuala Pembuang, Jumat.
Ia mengatakan bahwa rusaknya PLTMH dengan kapasitas 250 kilovolt ampere itu mengakibatkan pasokan listrik menjadi terhenti. Akibatnya, ratusan warga di Desa Tumbang Langkai dan Desa Tanjung Tukal menjalani aktivitas sehari-hari selama 4 bulan terakhir tanpa listrik.
PLTMH yang dana pembangunannya berasal dari APBN sebesar Rp19 miliar itu, kata dia, mengalami kerusakan pada bagian dinamo penggerak sehingga tidak mampu menghasilkan listrik.
Pihak kecamatan secara resmi juga sudah melaporkan kerusakan PLTMH yang beroperasi sejak awal 2016 itu ke Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah (Setda) Seruyan.
Selain itu, kecamatan juga berupaya memperbaiki kerusakan dengan membeli alat yang rusak menggunakan iuran warga.
"Mudah-mudahan alat yang dipesan segera datang sehingga PLTMH bisa diperbaiki," katanya.
Menurut dia, perbaikan dan pemeliharaan PLTMH itu tidak berjalan maksimal karena belum adanya serah terima dari pemerintah pusat ke daerah sehingga pemeliharaan tidak bisa dianggarkan melalui desa dan kecamatan.
Setelah meninjau PLTMH yang berada di Desa Tumbang Langkai, Penjabat Sementara Bupati Seruyan Leonard S. Ampung menginstruksikan Bagian Ekonomi Setda Seruyan segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terkait dengan kerusakan PLTMH.
Pewarta: Fahrian Adriannoor
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: