Kardinal Tauran nyatakan umat Kristen hendaknya tidak dianggap warga kelas dua
27 April 2018 02:03 WIB
YOGYAKARTA, 30/11. HUBUNGAN ANTARA AGAMA. Perwakilan dari Vatikan untuk urusan hubungan antara agama, Cardinal Jean Louis Tauran berbincang dengan Rektor Universitas Islam Negeri, Amin Abdullah (kanan) di Yogyakarta, Senin (30/11). Kedatangan Dewan Kepausan tersebut untuk melihat hubungan antara agama di Yogyakarta dan menjalin kerjasama dengan pihak terkait dalam rangka meningkatkan toleransi dan kerja sama antara umat beragama. FOTO ANTARA/Regina Safri/ss/hp/09. (ANTARA/STRINGER)
Vatikan (ANTARA News) - Pejabat tinggi Vatikan, yang pekan lalu melakukan kunjungan bersejarah ke Arab Saudi, mengatakan kepada pihak berwenang di kerajaan tersebut bahwa umat Kristen hendakya tidak dapat dianggap sebagai warga kelas dua.
Perjalanan kardinal asal Prancis, Jean-Louis Tauran itu, meningkatkan harapan akan keterbukaan dalam kerajaan tersebut, rumah bagi tempat suci umat Islam, namun melarang agama lain. Perjalanan tersebut termasuk pertemuan dengan Raja Salman, yang pertama kali dengan pejabat Katolik.
"Saya pikir semua agama dihadapkan dengan dua bahaya, terorisme dan ketidakpedulian," kata Tauran, kepala Dewan Vatikan untuk Dialog Antar-Agama kepada Radio Vatikan.
Tauran, 75, yang menandatangani perjanjian kerja sama dengan pemerintah Saudi, mengatakan dia merasa bahwa pihak Saudi ingin "menunjukkan bahwa bahkan di Arab Saudi ada kemungkinan untuk diskusi, dan karenanya mengubah citra negara itu".
Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman telah berjanji mempromosikan dialog antar-agama sebagai bagian dari reformasi dalam negerinya di kerajaan yang sangat konservatif.
Putra mahkota muda tersebut telah meroket ke puncak kekuasaan, mendorong agenda reformasi yang disebut Visi 2030, yang bertujuan untuk menghentikan ketergantungan negara dari minyak dan memperkenalkan perubahan sosial.
Sebagai bagian dari dorongannya untuk Islam lebih moderat, putra mahkota melonggarkan pembatasan sosial, mengurangi peran polisi syariah dan mengizinkan konser publik. Pemerintah juga mengumumkan rencana untuk mengizinkan perempuan mengemudi tahun ini.
"Generasi baru benar-benar dapat membantu `mengganti persneling` dalam maksud tertentu," kata Tauran.
Kunjungan Tauran menyusul kesibukan pertemuan tokoh Saudi dengan wakil-wakil golongan agama Kristen lainnya.
Pada bulan lalu di London, Putra Mahkota bertemu dengan Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, pemimpin persekutuan Anglikan di seluruh dunia.
Patriark Maronite Kristen Lebanon mengunjungi Arab Saudi pada November. Patriark Beshara al-Rai mengepalai gereja Maronite, yang ada di Lebanon, Suriah, dan Siprus dan mengikuti ritual Timur Gereja Katolik Roma.
Sebagian besar orang Kristen di Arab Saudi adalah pekerja rantau dan diplomat. Karena gereja dilarang, mereka beribadah di rumah pribadi.
Perjalanan kardinal asal Prancis, Jean-Louis Tauran itu, meningkatkan harapan akan keterbukaan dalam kerajaan tersebut, rumah bagi tempat suci umat Islam, namun melarang agama lain. Perjalanan tersebut termasuk pertemuan dengan Raja Salman, yang pertama kali dengan pejabat Katolik.
"Saya pikir semua agama dihadapkan dengan dua bahaya, terorisme dan ketidakpedulian," kata Tauran, kepala Dewan Vatikan untuk Dialog Antar-Agama kepada Radio Vatikan.
Tauran, 75, yang menandatangani perjanjian kerja sama dengan pemerintah Saudi, mengatakan dia merasa bahwa pihak Saudi ingin "menunjukkan bahwa bahkan di Arab Saudi ada kemungkinan untuk diskusi, dan karenanya mengubah citra negara itu".
Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman telah berjanji mempromosikan dialog antar-agama sebagai bagian dari reformasi dalam negerinya di kerajaan yang sangat konservatif.
Putra mahkota muda tersebut telah meroket ke puncak kekuasaan, mendorong agenda reformasi yang disebut Visi 2030, yang bertujuan untuk menghentikan ketergantungan negara dari minyak dan memperkenalkan perubahan sosial.
Sebagai bagian dari dorongannya untuk Islam lebih moderat, putra mahkota melonggarkan pembatasan sosial, mengurangi peran polisi syariah dan mengizinkan konser publik. Pemerintah juga mengumumkan rencana untuk mengizinkan perempuan mengemudi tahun ini.
"Generasi baru benar-benar dapat membantu `mengganti persneling` dalam maksud tertentu," kata Tauran.
Kunjungan Tauran menyusul kesibukan pertemuan tokoh Saudi dengan wakil-wakil golongan agama Kristen lainnya.
Pada bulan lalu di London, Putra Mahkota bertemu dengan Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, pemimpin persekutuan Anglikan di seluruh dunia.
Patriark Maronite Kristen Lebanon mengunjungi Arab Saudi pada November. Patriark Beshara al-Rai mengepalai gereja Maronite, yang ada di Lebanon, Suriah, dan Siprus dan mengikuti ritual Timur Gereja Katolik Roma.
Sebagian besar orang Kristen di Arab Saudi adalah pekerja rantau dan diplomat. Karena gereja dilarang, mereka beribadah di rumah pribadi.
Pewarta: -
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: