Balita tanpa lubang anus dioperasi
26 April 2018 18:38 WIB
Dokumentasi Bayi tanpa anus Bayi berusia dua minggu, Hikmah yang dilahirkan tanpa anus mendapat perawatan di rumahnya di Korong (Desa) Tapakis, Kec.Lubukalung, Kab.Padangpariaman, Sumbar, Minggu (8/1/2012). Hikmah dilahirkan dengan kondisi usus keluar dan tanpa anus, sehingga harus menjalani operasi untuk membuat lubang anus di perutnya. Pasca operasi pertama orangtua Hikmah mengaku tidak memiliki biaya lagi untuk operasi berikutnya sehingga terpaksa dirawat di rumah. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Ternate (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pulau Taliabu, Maluku Utara (Malut) melakukan pendampingan terhadap Riski, bayi usia 1,8 tahun yang tidak memiliki anus, menjalani operasi di Makassar.
"Pasien bernama Riski tidak memiliki lubang anus kini didampingi petugas medis untuk menjalani perawatan lebih lanjut dan menunggu jadwal operasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Taliabu, Kuraisia Marsaoly melalui siaran pers yang diterima Antara, Kamis.
Riski telah berada di Makassar dan sementara menunggu jadwal operasi pembentukan lubang anus atau dubur.
"Pasien telah tiba di Makassar tanggal 17 April lalu, sementara tinggal menunggu operasi saja," kata Kadinkes.
Dia menjelaskan, kelainan yang diidap oleh Riski diketahui dari PNS Pemkab Taliabu.
Dari informasi itu, Dinkes Taliabu mengambil langkah cepat dan melakukan pemeriksaan terhadap secara medis, lalu mengirim bayi itu ke Makassar guna dilakukan operasi.
"Berawal dari informasi salah satu PNS di Pemkab Taliabu mengenai status pasien, Riski dan saya didampingi beberapa staf langsung ke rumah pasien untuk melihat kondisi pasien tersebut secara langsung, " katanya.
Untuk diketahui, Riski pernah dibawa keluarganya ke Bau-Bau Sulawesi Tenggara, untuk dioperasi.
Dalam operasi kala itu pasien telah dibuatkan pembuangan melalui perut, dan seharusnya Riski kembali melakukan operasi 10 bulan kemudian ke rumah sakit, namun keterbatasan anggaran orangtuanya membuatnya belum bisa balik untuk operasi.
Dinas Kesehatan Pulau Taiabu juga berharap masayarakat Taliabu jika mendapat informasi terkait dengan pasien berpenyakit langka atau membutuhkan penaganan medis namun kondisi ekonominya juga tidak mampu, segera melaporkan ke Pemda Taliabu melalui Dinas Kesahatan.
"Pasien bernama Riski tidak memiliki lubang anus kini didampingi petugas medis untuk menjalani perawatan lebih lanjut dan menunggu jadwal operasi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Taliabu, Kuraisia Marsaoly melalui siaran pers yang diterima Antara, Kamis.
Riski telah berada di Makassar dan sementara menunggu jadwal operasi pembentukan lubang anus atau dubur.
"Pasien telah tiba di Makassar tanggal 17 April lalu, sementara tinggal menunggu operasi saja," kata Kadinkes.
Dia menjelaskan, kelainan yang diidap oleh Riski diketahui dari PNS Pemkab Taliabu.
Dari informasi itu, Dinkes Taliabu mengambil langkah cepat dan melakukan pemeriksaan terhadap secara medis, lalu mengirim bayi itu ke Makassar guna dilakukan operasi.
"Berawal dari informasi salah satu PNS di Pemkab Taliabu mengenai status pasien, Riski dan saya didampingi beberapa staf langsung ke rumah pasien untuk melihat kondisi pasien tersebut secara langsung, " katanya.
Untuk diketahui, Riski pernah dibawa keluarganya ke Bau-Bau Sulawesi Tenggara, untuk dioperasi.
Dalam operasi kala itu pasien telah dibuatkan pembuangan melalui perut, dan seharusnya Riski kembali melakukan operasi 10 bulan kemudian ke rumah sakit, namun keterbatasan anggaran orangtuanya membuatnya belum bisa balik untuk operasi.
Dinas Kesehatan Pulau Taiabu juga berharap masayarakat Taliabu jika mendapat informasi terkait dengan pasien berpenyakit langka atau membutuhkan penaganan medis namun kondisi ekonominya juga tidak mampu, segera melaporkan ke Pemda Taliabu melalui Dinas Kesahatan.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: