Amien Rais-Fadli Zon bahas peta politik pilpres
26 April 2018 17:01 WIB
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (tengah) meninggalkan Gedung Nusantara III seusai bertemu dengan Wakil Ketua DPR yang juga Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan dan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2018). Pertemuan tersebut membahas dinamika Pemilihan Presiden 2019. (ANTARA /Hafidz Mubarak A)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyambangi kompleks parlemen, menemui Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon membahas peta politik pada Pemilu Presiden 2019 dan kemungkinan kedua partai berkoalisi.
"Kami membuat gambaran tentang kira bagaiman Pilpres 2019, dan siapa yang akan menjadi penantang paling kuat. Berdasarkan bacaan saya akan ada pertarungan ulang antara Jokowi dengan Prabowo," kata Amien di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan kalau ada pihak yang mengatakan pertarungan kedua merupakan daur ulang Pilpres 2014 yaitu Jokowi menang, maka dirinya menilai saat ini posisi Prabowo yang paling kuat dibandingkan capres lain.
Selanjutnya menurut dia, tinggal Jokowi dan Prabowo masing-masing mencari cawapres yang mampu mendongkrak elektabilitas.
"Mari rakyat Indonesia melihat pesta demokrasi tahun depan ada pertarungan ulang dan akan menarik selama tidak ada politik uang, KPK tidak melakukan obstruction of justice," ujarnya.
Fadli Zon menjelaskan dirinya dan Amien Rais bertemu membahas perkembangan isu ekonomi, sosial, dan politik termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Dia mengatakan dalam pertemuan itu disepakati bahwa tahun 2019 harus ganti presiden dengan melihat perkembangan yang terjadi.
"PAN memiliki mekanisme internal yang harus kami hargai. Intinya tadi Pak Amien semakin mantap bahwa 2019 harus ganti presiden," katanya.
Fadli juga sependapat dengan Amien bahwa cawapres yang mendampingi Prabowo harus memiliki kekuatan dalam hal elektabilitas dan jaringan.
Dia memastikan Gerindra, PAN, dan PKS akan duduk bersama dalam waktu dekat untuk menentukan figur cawapres.
Baca juga: Cyber Indonesia laporkan Amien Rais terkait partai "setan"
Baca juga: Ormas laporkan dugaan ujaran kebencian terhadap Amien Rais
"Kami membuat gambaran tentang kira bagaiman Pilpres 2019, dan siapa yang akan menjadi penantang paling kuat. Berdasarkan bacaan saya akan ada pertarungan ulang antara Jokowi dengan Prabowo," kata Amien di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan kalau ada pihak yang mengatakan pertarungan kedua merupakan daur ulang Pilpres 2014 yaitu Jokowi menang, maka dirinya menilai saat ini posisi Prabowo yang paling kuat dibandingkan capres lain.
Selanjutnya menurut dia, tinggal Jokowi dan Prabowo masing-masing mencari cawapres yang mampu mendongkrak elektabilitas.
"Mari rakyat Indonesia melihat pesta demokrasi tahun depan ada pertarungan ulang dan akan menarik selama tidak ada politik uang, KPK tidak melakukan obstruction of justice," ujarnya.
Fadli Zon menjelaskan dirinya dan Amien Rais bertemu membahas perkembangan isu ekonomi, sosial, dan politik termasuk melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Dia mengatakan dalam pertemuan itu disepakati bahwa tahun 2019 harus ganti presiden dengan melihat perkembangan yang terjadi.
"PAN memiliki mekanisme internal yang harus kami hargai. Intinya tadi Pak Amien semakin mantap bahwa 2019 harus ganti presiden," katanya.
Fadli juga sependapat dengan Amien bahwa cawapres yang mendampingi Prabowo harus memiliki kekuatan dalam hal elektabilitas dan jaringan.
Dia memastikan Gerindra, PAN, dan PKS akan duduk bersama dalam waktu dekat untuk menentukan figur cawapres.
Baca juga: Cyber Indonesia laporkan Amien Rais terkait partai "setan"
Baca juga: Ormas laporkan dugaan ujaran kebencian terhadap Amien Rais
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: