Situ Gintung akhir lawatan SBY di Banten
26 April 2018 09:43 WIB
Dokumentasi Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Yudhoyono (ketiga kiri), bersama Ibu Ani Yudhoyono (ketiga kanan), mendengarkan penjelasan dari calon Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah (kedua kiri), tentang kampung berkelir di Tangerang, Banten, Senin (23/4/2018). Kegiatan tersebut guna menyerap aspirasi masyarakat. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta (ANTARA News) - Hari terakhir rangkaian safari bertajuk Tour de Banten oleh Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ditandai mengheningkan cipta mengenang para korban bencana Situ Gintung, pada Maret 2009 silam.
"Karena kita sedang berada di Situ Gintung, saya mengajak marilah sejenak kita mengheningkan cipta untuk menghormati arwah saudara-saudara yang menjadi syuhada waktu itu karena musibah," kata Yudhoyono sebagaimana dijelaskan dalam siaran pers, diterima di Jakarta, Kamis (26/4).
Menurut dia, dia tidak akan pernah lupa peristiwa yang telah merenggut seratus lebih korban jiwa akibat jebolnya tanggul Situ Gintung. Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan masa kampanye calon presiden 2009.
Saat musibah itu terjadi, kata dia, dia dalam perjalanan dari Bandung menuju Jakarta. Hari itu ia punya jadwal kampanye. Jusuf Kalla (JK) yang juga calon presiden saat itu, juga punya agenda kampanye tersendiri.
"Ketika mengetahui ada musibah, saya telepon Pak JK. Saya tanya, Pak JK di mana? Saya tahu kita masing-masing ada agenda, tapi ini ada musibah, mari kita hentikan kampanye dan kita berdua datang ke Situ Gintung melihat saudara kita yang sedang tertimpa musibah," kata Yudhoyono.
SBY mengatakan JK setuju dengan permintaan itu. Kemudian, keduanya datang ke lokasi bencana, meninjau langsung proses evakuasi para korban jiwa.
"Saat itu juga kami berhenti berkampanye. Kami berdua menuju tempat ini, bersama-sama melihat langsung, dan seterusnya tentu sudah menjadi bagian dari sejarah, kita lakukan pembangunan kembali," kata Yudhoyono.
Bagi Yudhoyono, ada pelajaran yang ia petik dari peristiwa itu. Yakni dalam kontestasi politik, masing-masing kandidat itu yang berkompetisi tak harus saling bermusuhan.
"Itulah indahnya demokrasi. Demokrasi yang berkeadaban. Buktinya kami bersaing, berkompetisi untuk menjadi presiden waktu itu, tetapi sama-sama menyadari kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan politik apapun," katanya.
Usai mengheningkan cipta, SBY kemudian melanjutkan dialog bersama 500-an warga Kota Tangerang Selatan. Dalam dialog tersebut, Yudhoyono yang didampingi Ani Yudhoyono mendengar aspirasi, baik masukan maupun keluhan dari masyarakat.
Kegiatan di Tangerang Selatan itu merupakan agenda terakhir dari rangkaian lawatan Tour de Banten Partai Demokrat. Selama sepekan terakhir, Yudhoyono bersama rombongan telah mengunjungi delapan kabupaten/kota, yaitu Kota Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tanggerang Selatan.
"Karena kita sedang berada di Situ Gintung, saya mengajak marilah sejenak kita mengheningkan cipta untuk menghormati arwah saudara-saudara yang menjadi syuhada waktu itu karena musibah," kata Yudhoyono sebagaimana dijelaskan dalam siaran pers, diterima di Jakarta, Kamis (26/4).
Menurut dia, dia tidak akan pernah lupa peristiwa yang telah merenggut seratus lebih korban jiwa akibat jebolnya tanggul Situ Gintung. Peristiwa itu terjadi bertepatan dengan masa kampanye calon presiden 2009.
Saat musibah itu terjadi, kata dia, dia dalam perjalanan dari Bandung menuju Jakarta. Hari itu ia punya jadwal kampanye. Jusuf Kalla (JK) yang juga calon presiden saat itu, juga punya agenda kampanye tersendiri.
"Ketika mengetahui ada musibah, saya telepon Pak JK. Saya tanya, Pak JK di mana? Saya tahu kita masing-masing ada agenda, tapi ini ada musibah, mari kita hentikan kampanye dan kita berdua datang ke Situ Gintung melihat saudara kita yang sedang tertimpa musibah," kata Yudhoyono.
SBY mengatakan JK setuju dengan permintaan itu. Kemudian, keduanya datang ke lokasi bencana, meninjau langsung proses evakuasi para korban jiwa.
"Saat itu juga kami berhenti berkampanye. Kami berdua menuju tempat ini, bersama-sama melihat langsung, dan seterusnya tentu sudah menjadi bagian dari sejarah, kita lakukan pembangunan kembali," kata Yudhoyono.
Bagi Yudhoyono, ada pelajaran yang ia petik dari peristiwa itu. Yakni dalam kontestasi politik, masing-masing kandidat itu yang berkompetisi tak harus saling bermusuhan.
"Itulah indahnya demokrasi. Demokrasi yang berkeadaban. Buktinya kami bersaing, berkompetisi untuk menjadi presiden waktu itu, tetapi sama-sama menyadari kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan politik apapun," katanya.
Usai mengheningkan cipta, SBY kemudian melanjutkan dialog bersama 500-an warga Kota Tangerang Selatan. Dalam dialog tersebut, Yudhoyono yang didampingi Ani Yudhoyono mendengar aspirasi, baik masukan maupun keluhan dari masyarakat.
Kegiatan di Tangerang Selatan itu merupakan agenda terakhir dari rangkaian lawatan Tour de Banten Partai Demokrat. Selama sepekan terakhir, Yudhoyono bersama rombongan telah mengunjungi delapan kabupaten/kota, yaitu Kota Serang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tanggerang Selatan.
Pewarta: Jaka Sugianta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: