Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, ditutup melemah sebesar 149,78 poin dipicu faktor eksternal mengenai imbal hasil obligasi Amerika Serikat yang menguat.

IHSG turun 149,78 poin atau 2,40 persen menjadi 6.079,85, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 32,16 poin (3,23 persen) menjadi 978,26.

"Sentimen eksternal mejadi faktor utama bagi pelemahan IHSG," ujar Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo di Jakarta.

Ia mengemukakan bahwa imbal hasl obligasi Amerika Serikat menyusul perkiraan The Fed yang akan menaikan suku bunga acuannya dalam waktu dekat ini menahan pergerakan saham global, termasuk di dalam negeri.

"Naiknya suku bunga The Fed memicu imbal hasil obligasi AS menjadi menarik yang akhirnya terjadi perpindahan dana antar pasar, dalam hal ini pasar saham menjadi kurang diminati," katanya.

Kendati demikian, ia mengatakan bahwa masih terdapat sentimen positif dari menguatnya harga minyak mentah dunia. Investor terbuka peluang untuk melakukan akumulasi saham-saham yang berbasis komoditas.

"Minyak mentah dunia memengaruhi harga komoditas lainnya, investor bisa mencermati saham sektor itu," katanya.

Sementara itu tercatat, frekuensi perdagangan sebanyak 432.860 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,896 miliar lembar saham senilai Rp8,523 triliun.

Sebanyak 92 saham naik, 303 saham menurun, dan 89 saham tidak bergerak nilainya.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 62,79 poin (0,28 persen) ke 22.215,32, indeks Hang Seng melemah 308,09 poin (1,01 persen) ke 30.328,15 dan Straits Times melemah 16,55 poin (0,46 persen) ke posisi 3.568,01.