Protes Sriwijaya FC ditanggani Komite Perwasitan
23 April 2018 18:53 WIB
Dokumentasi Pesepakbola Persebaya, Evan Dimas, melepaskan tendangan dibayangi pemain Sriwijaya FC, David Balla, pada laga pamungkas Grup A, SCM Cup 2015, di Stadion Agus Salim, Padang, Sumatera Barat, Rabu (21/1/2015). Persebaya bermain imbang melawan Sriwijaya FC dengan skor 1-1, dan berhak meloloskan kedua tim itu ke babak semifinal. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Palembang (ANTARA News) - Protes Sriwijaya FC terkait performa wasit saat pertandingan melawan Persebaya di Surabaya, Minggu (22/4), dipastikan sudah diserahkan PT Liga Indonesia ke Komite Perwasitan.
Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri di Palembang, Sumsel, Senin, mengatakan, klub berharap hal ini segera diproses oleh Komite Perwasitan karena Sriwijaya FC menilai beberapa keputusan wasit sepanjang pertandingan itu telah berat sebelah.
"Sriwijaya FC mempercayakan semuanya ke Komite Perwasitan. Kami tidak dapat mencampuri karena ini urusan internal mereka untuk menilai kinerja wasit Rihendra Purba," ujar dia.
Terkait muara dari pelaporan ini, Faisal mengatakan pada dasarnya tidak akan berpengaruh langsung karena hasil pertandingan tidak bisa lagi diubah.
Hanya saja, dengan adanya protes ini setidaknya ada tekanan psikologis ke wasit untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan saat memimpin pertandingan.
"Kami berharap hal ini tidak terjadi lagi, bukan hanya untuk Sriwijaya tapi untuk semua pertandingan Liga 1," kata dia.
Sebelumnya, meski mampu mencuri poin di kandang Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (22/4) malam, manajemen Sriwijaya FC tetap meradang.
Kepemimpinan wasit Rihendra Purba dinilai banyak merugikan Laskar Wong Kito sehingga usai pertandingan langsung mengajukan protes tertulis kepada operator kompetisi Liga 1 Indonesia 2018.
Manajer Sriwijaya FC Ucok Hidayat menyebut pihaknya mengikuti semua mekanisme yang sudah diatur di dalam regulasi kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia.
"Sesuai aturan, ada referee feedback form yang memang sudah disiapkan jika klub ingin mengajukan protes. Namun surat tertulis tetap akan kami siapkan disertai dengan bukti-bukti pendukung," kata dia.
Keputusan wasit yang paling disoroti yakni ada menit ke-59. Wasit Rihendra menunjuk titik putih setelah Yu Hyu Koo dinilai melakukan takling keras terhadap pemain Persebaya.
Beruntung tendangan penalti yang dilakukan David Aparecido da Silva melenceng dari mistar gawang. Namun pemberian penalti tersebut mendapatkan reaksi dari kubu Sriwijaya.
Bahkan ramai di media sosial mempertanyakan performa pengadil lapangan.
Sebelumnya, Rahmad Darmawan juga berlari ke arah hakim garis pada menit ke-71 dan tampak emosi karena hakim garis menggagalkan serangan timnya dan menganggap Esteban Vizcarra dalam posisi offside. Bukan hanya itu saja, ternyata berulang kali serangan Laskar Wong Kito - julukan Sriwijaya FC, gagal karena dinyatakan offside oleh hakim garis.
Sekretaris PT Sriwijaya Optimis Mandiri di Palembang, Sumsel, Senin, mengatakan, klub berharap hal ini segera diproses oleh Komite Perwasitan karena Sriwijaya FC menilai beberapa keputusan wasit sepanjang pertandingan itu telah berat sebelah.
"Sriwijaya FC mempercayakan semuanya ke Komite Perwasitan. Kami tidak dapat mencampuri karena ini urusan internal mereka untuk menilai kinerja wasit Rihendra Purba," ujar dia.
Terkait muara dari pelaporan ini, Faisal mengatakan pada dasarnya tidak akan berpengaruh langsung karena hasil pertandingan tidak bisa lagi diubah.
Hanya saja, dengan adanya protes ini setidaknya ada tekanan psikologis ke wasit untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan saat memimpin pertandingan.
"Kami berharap hal ini tidak terjadi lagi, bukan hanya untuk Sriwijaya tapi untuk semua pertandingan Liga 1," kata dia.
Sebelumnya, meski mampu mencuri poin di kandang Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (22/4) malam, manajemen Sriwijaya FC tetap meradang.
Kepemimpinan wasit Rihendra Purba dinilai banyak merugikan Laskar Wong Kito sehingga usai pertandingan langsung mengajukan protes tertulis kepada operator kompetisi Liga 1 Indonesia 2018.
Manajer Sriwijaya FC Ucok Hidayat menyebut pihaknya mengikuti semua mekanisme yang sudah diatur di dalam regulasi kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia.
"Sesuai aturan, ada referee feedback form yang memang sudah disiapkan jika klub ingin mengajukan protes. Namun surat tertulis tetap akan kami siapkan disertai dengan bukti-bukti pendukung," kata dia.
Keputusan wasit yang paling disoroti yakni ada menit ke-59. Wasit Rihendra menunjuk titik putih setelah Yu Hyu Koo dinilai melakukan takling keras terhadap pemain Persebaya.
Beruntung tendangan penalti yang dilakukan David Aparecido da Silva melenceng dari mistar gawang. Namun pemberian penalti tersebut mendapatkan reaksi dari kubu Sriwijaya.
Bahkan ramai di media sosial mempertanyakan performa pengadil lapangan.
Sebelumnya, Rahmad Darmawan juga berlari ke arah hakim garis pada menit ke-71 dan tampak emosi karena hakim garis menggagalkan serangan timnya dan menganggap Esteban Vizcarra dalam posisi offside. Bukan hanya itu saja, ternyata berulang kali serangan Laskar Wong Kito - julukan Sriwijaya FC, gagal karena dinyatakan offside oleh hakim garis.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: