BNPT ajak kampus tangkal paham radikalisme
23 April 2018 17:23 WIB
Dokumentasi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius memberi pemahaman tentang antiterorisme kepada taruna Akademi Kepolisian (Akpol) di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/2/2018). (ANTARA News/HO)
Depk (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengajak agar kampus dapat turut menangkal berkembangnya paham radikalisme.
"Dalam dinamikasi pembangunan nasional, tidak hanya dibutuhkan ahli hukum, ekonomi, energi dan lainnya melainkan dibutuhkan pula Ketahanan Nasional (Tannas) yang dapat menjaga eksistensi negeri," kata Suhardi ketika memberikan kuliah umum di hadapan ratusan sivitas akademika Universitas Indonesia (UI), Senin di Balai Sidang UI, Depok, Senin.
Kepala BNPT menyampaikan kuliah umum bertajuk `Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme`.
Dikatakannya disinilah peran perguruan tinggi dibutuhkan untuk melahirkan para ahli ketahanan nasional. Indonesia membutuhkan Ahli Tannas yang dapat memetakan masalah pertahanan nasional serta mampu memberikan solusi atas permasalahan radikalisme di Indonesia.
"Para ahli Tannas ini diharapkan mampu memberikan koreksi konstruktif kepada penyelenggara negara terkait penanggulangan terorisme di Indonesia," katanya.
Selain itu, para sivitas akademika mampu menjadi agent of changes di dalam mencegah radikalisme dan terorisme.
Bersamaan dengan agenda kuliah umum, diadakan pula penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara UI dengan BNPT tentang Pendidikan, Pelatihan, Pengkajian, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan dalam Penanggulangan Terorisme.
Turut mendampingi Kepala BNPT dalam kuliah umum tersebut adalah Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Rektor UI Muhammad Anis.
Sementara itu Rektor UI Muhammad Anis mengatakan UI siap menjadi `think tank` serta pemberi solusi atas permasalahan yang dialami bangsa Indonesia ? salah satunya adalah radikalisme, intoleran dan terorisme.
Sebagai contoh, saat ini UI telah memiliki Pusat Kajian Terorisme di Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI.
Tujuan dari penyelenggaraan program pendidikan magister ini adalah untuk melahirkan lulusan yang memiliki pemahaman dan kemampuan analisis yang komprehensif tentang perkembangan konsep terorisme dan pilihan-pilihan strategi kontra-terorisme.
"UI mendukung sepenuhnya kerja sama yang terjalin dengan BNPT sebagai upaya mendukung BNPT untuk melakukan upaya-upaya preemptif, preventif (kontra terorisme) dan represif dan kuratif (deradikalisasi) dalam bidang terorisme," katanya.
"Dalam dinamikasi pembangunan nasional, tidak hanya dibutuhkan ahli hukum, ekonomi, energi dan lainnya melainkan dibutuhkan pula Ketahanan Nasional (Tannas) yang dapat menjaga eksistensi negeri," kata Suhardi ketika memberikan kuliah umum di hadapan ratusan sivitas akademika Universitas Indonesia (UI), Senin di Balai Sidang UI, Depok, Senin.
Kepala BNPT menyampaikan kuliah umum bertajuk `Resonansi Kebangsaan dan Bahaya serta Pencegahan Radikalisme`.
Dikatakannya disinilah peran perguruan tinggi dibutuhkan untuk melahirkan para ahli ketahanan nasional. Indonesia membutuhkan Ahli Tannas yang dapat memetakan masalah pertahanan nasional serta mampu memberikan solusi atas permasalahan radikalisme di Indonesia.
"Para ahli Tannas ini diharapkan mampu memberikan koreksi konstruktif kepada penyelenggara negara terkait penanggulangan terorisme di Indonesia," katanya.
Selain itu, para sivitas akademika mampu menjadi agent of changes di dalam mencegah radikalisme dan terorisme.
Bersamaan dengan agenda kuliah umum, diadakan pula penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara UI dengan BNPT tentang Pendidikan, Pelatihan, Pengkajian, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan dalam Penanggulangan Terorisme.
Turut mendampingi Kepala BNPT dalam kuliah umum tersebut adalah Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Rektor UI Muhammad Anis.
Sementara itu Rektor UI Muhammad Anis mengatakan UI siap menjadi `think tank` serta pemberi solusi atas permasalahan yang dialami bangsa Indonesia ? salah satunya adalah radikalisme, intoleran dan terorisme.
Sebagai contoh, saat ini UI telah memiliki Pusat Kajian Terorisme di Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI.
Tujuan dari penyelenggaraan program pendidikan magister ini adalah untuk melahirkan lulusan yang memiliki pemahaman dan kemampuan analisis yang komprehensif tentang perkembangan konsep terorisme dan pilihan-pilihan strategi kontra-terorisme.
"UI mendukung sepenuhnya kerja sama yang terjalin dengan BNPT sebagai upaya mendukung BNPT untuk melakukan upaya-upaya preemptif, preventif (kontra terorisme) dan represif dan kuratif (deradikalisasi) dalam bidang terorisme," katanya.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: