Din Syamsuddin enggan tanggapi polemik partai setan
23 April 2018 15:38 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi Untusan Khusus Presiden untuk dialog dan kerjasama antaragama dan peradaban Din Syamsuddin bersilaturahim debgan peserta musyawarah besar pemuka agama untuk kerukunan bangsa di Istana Bogor, Sabtu (10/2/2018). (Foto: Joko Susilo)
Sukoharjo (ANTARA News) - Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, enggan menanggapi polemik partai setan yang dilontarkan oleh tokoh nasional Amien Rais beberapa waktu lalu.
"Tidak harus ditanggapi dan saya tidak mau menanggapi. Apa yang disampaikan Pak Amien Rais adalah istilah dalam Alquran," katanya pada kunjungannya di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Sukoharjo, Senin.
Ia mengatakan pada Alquran memang menyebutkan "Hizbullah" dan "Hizbusyaitan". Meski demikian, arti "hizbut" tidak selalu berarti partai, apalagi partai politik.
"Karena dulu kan tidak ada partai politik, tetapi adanya kelompok atau golongan," katanya.
Menurut dia, ada dua kelompok, yaitu yang ikut ajaran Allah dan ada kelompok manusia yang tidak mau mengikuti ajaran Allah tetapi hanya mengikuti hawa nafsu.
"Kelompok kedua ini namanya `Hizbutsyaitan`. Sampai di situ tidak ada masalah karena itu ajaran Alquran. Pengategorian ini tidak bisa dikaitkan dengan parpol," katanya.
Ia menilai kaitannya dengan pernyataan partai setan, Amien Rais tidak mengaitkan dengan partai politik tertentu.
"Sejauh yang saya ketahui, partai politik yang ada di Indonesia baik lama maupun baru semuanya berorientasi pada agama karena berlandaskan Pancasila, yaitu Berketuhanan Yang Maha Esa," katanya.
Meski demikian, ia tidak memungkiri ada partai-partai politik di Indonesia yang warganya mengikuti hawa nafsu.
"Bukan partainya tetapi warganya, buktinya ada yang dipanggil KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," katanya.
"Tidak harus ditanggapi dan saya tidak mau menanggapi. Apa yang disampaikan Pak Amien Rais adalah istilah dalam Alquran," katanya pada kunjungannya di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Sukoharjo, Senin.
Ia mengatakan pada Alquran memang menyebutkan "Hizbullah" dan "Hizbusyaitan". Meski demikian, arti "hizbut" tidak selalu berarti partai, apalagi partai politik.
"Karena dulu kan tidak ada partai politik, tetapi adanya kelompok atau golongan," katanya.
Menurut dia, ada dua kelompok, yaitu yang ikut ajaran Allah dan ada kelompok manusia yang tidak mau mengikuti ajaran Allah tetapi hanya mengikuti hawa nafsu.
"Kelompok kedua ini namanya `Hizbutsyaitan`. Sampai di situ tidak ada masalah karena itu ajaran Alquran. Pengategorian ini tidak bisa dikaitkan dengan parpol," katanya.
Ia menilai kaitannya dengan pernyataan partai setan, Amien Rais tidak mengaitkan dengan partai politik tertentu.
"Sejauh yang saya ketahui, partai politik yang ada di Indonesia baik lama maupun baru semuanya berorientasi pada agama karena berlandaskan Pancasila, yaitu Berketuhanan Yang Maha Esa," katanya.
Meski demikian, ia tidak memungkiri ada partai-partai politik di Indonesia yang warganya mengikuti hawa nafsu.
"Bukan partainya tetapi warganya, buktinya ada yang dipanggil KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)," katanya.
Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: