PDIP perkuat strategi pemenangan pilkada Sumut
20 April 2018 17:46 WIB
Dokumentasi Bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sumut Djarot Saiful Hidayat (kiri) dan Sihar Sitorus (kanan) naik becak motor saat akan mendaftar ke KPU Sumatera Utara, di Medan, Rabu (10/1/2018). Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus diusung PDI Perjuangan dan PPP untuk maju dalam pemilihan gubernur-wakil gubernur Sumut periode 2018 - 2023. (ANTARA /Irsan Mulyadi)
Medan (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperkuat strategi pemenangan dalam pemilihan kepala daerah, terutama Pemilihan Gubernur Sumatera Utara.
Penguatan strategi disusun dalam Rapat Koordinasi Internal Pemenangan Pilkada di salah satu hotel di Medan, Jumat, yang dihadiri Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
Dalam rapat yang dihadiri seluruh pengurus PDIP tingkat provinsid dan kabupaten/kota tersebut, Hasto Kristiyanto memberikan pengarahan secara tertutup.
Setelah memberikan pengarahan internal, Hasto Kristiyanto mengatakan rapat koordinasi tersebut digelar dalam rangka memperkuat strategi pemenangan Pilkada serentak 2018, termasuk Pemilu 2019.
Rapat itu untuk memantapkan langkah yang diperlukan setelah melihat respons masyarakat Sumatera Utara yang sangat merindukan sosok pemimpin berprestasi dan menghadirkan birokrasi yang melayani rakyat.
"Melihat respons positif masyarakat Sumatera Utara, maka pemerintahan yang melayani rakyat dan bebas dari korupsi akan kami kedepankan di Sumatera Utara sesuai dengan pengalaman yang dimiliki pasangan Djarot-Sihar," ujar Hasto.
Ketika dipertanyakan tentang maraknya hoaks dan isu SARA, Hasto mengatakan bahwa PDIP sendiri saat ini menghadirkan sosok pemimpin yang menyatukan semua golongan.
Dengan kualitas yang dimiliki Djarot Saiful-Sihar Sitorus, pihaknya tidak khawatir meski diserang dengan hoaks.
Apalagi pihaknya berkeyakinan masyarakat Sumatera Utara tidak akan mudah terpengaruh dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
"Yang kami usung pemimpin yang menyatukan. Pemimpin yang melihat persoalan rakyat secara konkret dan berjanji menyelesaikannya dengan pengalaman, bukan karena tekanannya kepada rakyat," ucap Hasto.
Menurut Hasto, pihak-pihak yang menggunakan isu SARA untuk memecah belah bangsa justru dinilai bukan sebagai cerminan seorang pemimpin.
Dengan karakter masyarakat Sumatera Utara yang sering menjadi perantau, warganya akan sulit dipecah belah, apalagi warga dari provinsi itu memiliki sejarah panjang dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Orang Sumatera Utara juga banyak perantau. Jadi mereka melihat Indonesia secara utuh, karena orang Sumatera Utara sendiri ada di hampir seluruh wilayah Indonesia," katanya dalam rapat koordinasi yang dihadiri pasangan cagub-cawagub Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Penguatan strategi disusun dalam Rapat Koordinasi Internal Pemenangan Pilkada di salah satu hotel di Medan, Jumat, yang dihadiri Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
Dalam rapat yang dihadiri seluruh pengurus PDIP tingkat provinsid dan kabupaten/kota tersebut, Hasto Kristiyanto memberikan pengarahan secara tertutup.
Setelah memberikan pengarahan internal, Hasto Kristiyanto mengatakan rapat koordinasi tersebut digelar dalam rangka memperkuat strategi pemenangan Pilkada serentak 2018, termasuk Pemilu 2019.
Rapat itu untuk memantapkan langkah yang diperlukan setelah melihat respons masyarakat Sumatera Utara yang sangat merindukan sosok pemimpin berprestasi dan menghadirkan birokrasi yang melayani rakyat.
"Melihat respons positif masyarakat Sumatera Utara, maka pemerintahan yang melayani rakyat dan bebas dari korupsi akan kami kedepankan di Sumatera Utara sesuai dengan pengalaman yang dimiliki pasangan Djarot-Sihar," ujar Hasto.
Ketika dipertanyakan tentang maraknya hoaks dan isu SARA, Hasto mengatakan bahwa PDIP sendiri saat ini menghadirkan sosok pemimpin yang menyatukan semua golongan.
Dengan kualitas yang dimiliki Djarot Saiful-Sihar Sitorus, pihaknya tidak khawatir meski diserang dengan hoaks.
Apalagi pihaknya berkeyakinan masyarakat Sumatera Utara tidak akan mudah terpengaruh dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
"Yang kami usung pemimpin yang menyatukan. Pemimpin yang melihat persoalan rakyat secara konkret dan berjanji menyelesaikannya dengan pengalaman, bukan karena tekanannya kepada rakyat," ucap Hasto.
Menurut Hasto, pihak-pihak yang menggunakan isu SARA untuk memecah belah bangsa justru dinilai bukan sebagai cerminan seorang pemimpin.
Dengan karakter masyarakat Sumatera Utara yang sering menjadi perantau, warganya akan sulit dipecah belah, apalagi warga dari provinsi itu memiliki sejarah panjang dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Orang Sumatera Utara juga banyak perantau. Jadi mereka melihat Indonesia secara utuh, karena orang Sumatera Utara sendiri ada di hampir seluruh wilayah Indonesia," katanya dalam rapat koordinasi yang dihadiri pasangan cagub-cawagub Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Pewarta: Irwan Arfa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: