Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) PT Pertamina (Persero) di Jakarta, Jumat, mencopot Elia Massa Manik dari jabatan direktur utama PT Pertamina.

"Semua proses dilakukan bersama dan mendapatkan masukan Dewan Komisaris," kata Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno yang juga membeberkan beberapa alasan direksi Pertamina diganti.

Alasan pertama, pencopotan ini adalah rangkaian keseluruhan dari tahapan setelah pembentukan holding untuk memperkuat dan mempercepat implentasi holding.

Kedua, karena Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina serta jajaran lainnya juga diganti.

Ketika, ada pengamatan dan penilaian Dewan Komisaris Pertamina bahwa Pertamina harus segera melakukan kajian dampak dari perubahan biaya dan kenaikan harga yang terakhir, sekaligus dikaitkan dengan kenaikan harga minyak mentah yang memengaruhi biaya Pertamina.

"Setelah SK 39 ada tiga direktur yang masih kosong, tapi struktur direktur sudah diatur. Tapi pengisian dan penilaian terhadap masing-masing direktur belum dilakukan," kata Fajar.

Kejadian tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan juga menjadi salah satu pertimbangan pencopotan.

Pertamini untuk sementara dipimpin Plt Direktur Utama Nicke Widyawati karena Nicke adalah ketua implementasi holding migas.

Direksi baru Pertamina adalah Plt Direktur Utama sekaligus Direktur SDM Nicke Widyawati, Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif, Direktur Keuangan Arief Budiman, Direktur Pemasaran Korporasi Basuki Trikora Putra, Direktur Pemasaran Retail Masud Hamid, Direktur Manajemen aset M. Haryo Junianto, Direktur MPP: Heru Setiawan dan Direktur infrastruktur Gandhi Sriwidjojo.