Kata BMKG soal kemungkinan gempa susulan di Banjarnegara
19 April 2018 19:05 WIB
Petugas gabungan bersama relawan membersihkan puing bangunan yang berbahaya, akibat gempa tektonik dangkal dengan kekuatan 4,4 SR pada kedalaman 4 Kilometer, di Desa Kertosari, Kalibening, Banjarnegara, Jateng, Kamis (19/4/2018). Jumlah rumah rusak terdampak gempa bertambah menjadi 316 unit yang tersebar di lima desa di Kecamatan Kalibening, dengan total pengungsi mencapai 526 KK. (ANTARA/Idhad Zakaria)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan sangat kecil potensi terjadinya gempa bumi susulan dengan kekuatan atau magnitudo yang besar pascagempa Banjarnegara.
"Hingga hari ini tercatat satu kali gempa susulan terjadi dengan kekuatan magnitudo 2,6 pada pukul 23.32 WIB. Dengan magnitudo gempa susulan semakin kecil maka tampak bahwa kondisi gempa semakin stabil maka sangat kecil potensi terjadi gempa susulan lebih besar," kata Dwikorita di Jakarta, Kamis.
Untuk itu diharapkan masyarakat khususnya warga Banjarnegara agar tetap tenang dan jangan terpengaruh isu dari sumber lain selain BMKG, BNPB dan BPBD.
Gempa bumi tektonik terjadi pada Rabu (18/4) pukul 13.28 WIB dengan kekuatan 4,4 pada 7,21Lintang Selatan dan 109,65 Bujur Timur dengan kedalaman empat kilometer.
Berdasarkan model peta tingkat guncangan (Shakemap) terlihat bahwa tingkat guncangan terbesar terjadi di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara pada skala II SIG-BMKG (IV-V MMI).
Sedangkan menurut laporan masyarakat yang diterima BMKG menunjukkan guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara dan sekitarnya.
Meski magnitudo kecil, namun gempa tersebut menimbulakn korban jiwa dan luka-luka serta merusak ratusan rumah dan fasilitas umum di Banjarnegara.
Dwikorita mengatakan gempa Banjarnegara sangat unik karena magnitudonya kurang dari lima tapi skala MMI bisa mencapai IV dan V.
"Ini terjadi akibat aktivitas sesar atau patahan aktif yang sifatnya lokal dan terutama disitu daerah yang terguncang tersusun atas elemen sedimen yang lunak dan lepas sehingga guncangannya terasa kuat," tambah Dwikorita.
Dia juga menyebutkan bahwa sesar lokal tersebut merupakan patahan baru yang belum teridentifikasi dalam peta sumber dan bahaya gempa bumi yang dikeluarkan pada 2012.
BMKG mencatat sejak 12 April hingga 19 April 2018 atau dalam sepekan sebanyak 141 gempa telah terjadi dengan kekuatan gempa bervariasi dsn 12 diantaranya berkekuatan magnitudo lebih dari lima.
Baca juga: BPBD: tidak ada kerusakan akibat gempa susulan Banjarnegara
"Hingga hari ini tercatat satu kali gempa susulan terjadi dengan kekuatan magnitudo 2,6 pada pukul 23.32 WIB. Dengan magnitudo gempa susulan semakin kecil maka tampak bahwa kondisi gempa semakin stabil maka sangat kecil potensi terjadi gempa susulan lebih besar," kata Dwikorita di Jakarta, Kamis.
Untuk itu diharapkan masyarakat khususnya warga Banjarnegara agar tetap tenang dan jangan terpengaruh isu dari sumber lain selain BMKG, BNPB dan BPBD.
Gempa bumi tektonik terjadi pada Rabu (18/4) pukul 13.28 WIB dengan kekuatan 4,4 pada 7,21Lintang Selatan dan 109,65 Bujur Timur dengan kedalaman empat kilometer.
Berdasarkan model peta tingkat guncangan (Shakemap) terlihat bahwa tingkat guncangan terbesar terjadi di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara pada skala II SIG-BMKG (IV-V MMI).
Sedangkan menurut laporan masyarakat yang diterima BMKG menunjukkan guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara dan sekitarnya.
Meski magnitudo kecil, namun gempa tersebut menimbulakn korban jiwa dan luka-luka serta merusak ratusan rumah dan fasilitas umum di Banjarnegara.
Dwikorita mengatakan gempa Banjarnegara sangat unik karena magnitudonya kurang dari lima tapi skala MMI bisa mencapai IV dan V.
"Ini terjadi akibat aktivitas sesar atau patahan aktif yang sifatnya lokal dan terutama disitu daerah yang terguncang tersusun atas elemen sedimen yang lunak dan lepas sehingga guncangannya terasa kuat," tambah Dwikorita.
Dia juga menyebutkan bahwa sesar lokal tersebut merupakan patahan baru yang belum teridentifikasi dalam peta sumber dan bahaya gempa bumi yang dikeluarkan pada 2012.
BMKG mencatat sejak 12 April hingga 19 April 2018 atau dalam sepekan sebanyak 141 gempa telah terjadi dengan kekuatan gempa bervariasi dsn 12 diantaranya berkekuatan magnitudo lebih dari lima.
Baca juga: BPBD: tidak ada kerusakan akibat gempa susulan Banjarnegara
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: