Krakatau Steel siapkan belanja modal 555,78 juta dolar AS pada 2018
18 April 2018 19:40 WIB
Dokumentasi Seorang pekerja mengamati proses Press Sizing (pembentukan sleb) baja lembaran di pabrik Hot Strip Mill PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Cilegon, Banten, Kamis (21/2/2013). Meski tingkat konsumsi baja nasional baru mencapai 40 kg per kapita per tahun, yang lebih rendah dibanding tingkat konsumsi negara maju mencapai hingga 120 kg per kapita per tahun, PT. Krakatau Steel yakin konsumsi baja nasional akan mengalami peningkatan seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur. (FOTO ANTARA/Muhammad Iqbal)
Jakarta (ANTARA News) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 555,78 juta dolar AS sepanjang 2018.
Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2017 di Jakarta, Rabu, mengatakan sumber pendanaan belanja modal akan berasal dari kas perusahaan dan pinjaman perbankan.
"Besaran `capex` 555,78 juta dolar AS," katanya.
Wigrantoro menjelaskan belanja modal itu akan digunakan untuk melakukan revitalisasi pabrik dan perbaikan, juga pengembangan pabrik baja dan penyertaan saham kecil.
"Serta investasi induk (perusahaan)," katanya.
Untuk 2018, perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja secara keseluruhan hingga 7 persen. Sementara peningkatan penjualan tahun ini ditargetkan sampai 40 persen.
Pertumbuhan kinerja perseroan juga diharapkan dapat didorong dari kinerja positif anak perusahaan.
Saat ini, Krakatau Steel memiliki 11 anak perusahaan di bidang baja dan non-baja yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan perseroan sekitar 25 persen.
"Kami berharap kontribusinya bisa naik sampai 50 persen. Caranya yang di sektor baja menguatkan `core` bisnis di baja," katanya.
Ada pun entitas bisnis lain fokus pada pengembangan bisnis masing-masing.
Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan ada banyak tantangan yang mungkin dihadapi perseroan pada tahun ini.
Salah satunya mewaspadai dampak dari pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh Amerika yang berpengaruh pada kemungkinan membanjirnya produk baja China ke Asia terutama Indonesia.
"Kami berharap pemerintah bisa mengambil tindakan dan melindungi baja lokal dari perdagangan tidak adil itu. Salah satu bentuk perlindungan itu dengan menegakkan aturan-aturan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) dan prasyarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN)," katanya.
Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2017 di Jakarta, Rabu, mengatakan sumber pendanaan belanja modal akan berasal dari kas perusahaan dan pinjaman perbankan.
"Besaran `capex` 555,78 juta dolar AS," katanya.
Wigrantoro menjelaskan belanja modal itu akan digunakan untuk melakukan revitalisasi pabrik dan perbaikan, juga pengembangan pabrik baja dan penyertaan saham kecil.
"Serta investasi induk (perusahaan)," katanya.
Untuk 2018, perseroan menargetkan pertumbuhan kinerja secara keseluruhan hingga 7 persen. Sementara peningkatan penjualan tahun ini ditargetkan sampai 40 persen.
Pertumbuhan kinerja perseroan juga diharapkan dapat didorong dari kinerja positif anak perusahaan.
Saat ini, Krakatau Steel memiliki 11 anak perusahaan di bidang baja dan non-baja yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan perseroan sekitar 25 persen.
"Kami berharap kontribusinya bisa naik sampai 50 persen. Caranya yang di sektor baja menguatkan `core` bisnis di baja," katanya.
Ada pun entitas bisnis lain fokus pada pengembangan bisnis masing-masing.
Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan ada banyak tantangan yang mungkin dihadapi perseroan pada tahun ini.
Salah satunya mewaspadai dampak dari pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh Amerika yang berpengaruh pada kemungkinan membanjirnya produk baja China ke Asia terutama Indonesia.
"Kami berharap pemerintah bisa mengambil tindakan dan melindungi baja lokal dari perdagangan tidak adil itu. Salah satu bentuk perlindungan itu dengan menegakkan aturan-aturan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) dan prasyarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN)," katanya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: