San Francisco (ANTARA News) - Lebih dari 30 perusahaan teknologi dunia, termasuk Facebook dan Microsoft, sepakat tidak akan membantu pemerintah jika akan melakukan serangan siber.
Perjanjian Keamanan Siber Tekno (Cybersecurity Tech Accord), berjanji akan melindungi semua konsumen dari semua serangan tanpa melihat geopolitik atau motif kriminal.
"Kami menyadari kita hidup di dunia baru. Kita hidup di antara generasi yang memiliki senjata baru, dunia siber menjadi medan perang baru," kata Presiden Microsoft Brad Smith saat berbicara pada konferensi keamanan siber RSA seperti dilaporkan Reuters.
Smith melanjutkan serangan siber pada 2017 menunjukkan perlunya sektor teknologi untuk "mengambi langkah utama yang efektif untuk bekerja sama dan membela konsumen di seluruh duni".
Microsoft tidak menjawab pertanyaan apakah mereka pernah berpartisipasi dalam serangan siber yang disponsori pemerintah dan bagaimana perjanjian itu sejalan dengan undang-undang pengawasan di AS maupun negara lain.
Selain Microsoft dan Facebook, 32 perusahaan lain turut menandatangani perjanjian ini, termasuk Cisco, Oracle, Nokia, SAP, Dell, Symantec dan Trend Micro.
Tidak ada perusahaan asal Rusia, China, Iran atau Korea Utara dalam daftar tersebut, selain juga tidak ditemukan Amazon, Apple, Alphabet dan Twitter dalam daftar itu.
Skandal Facebook
Microsoft dan FB tak mau ikut-ikutan serangan siber pemerintah
18 April 2018 12:22 WIB
Gedung Microsoft di Uni Eropa. (Wikimedia Commons)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: