Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy, akrab disapa Rommy, meminta kader partainya membersihkan stigma komunis yang disematkan kepada Joko Widodo atau Jokowi, calon yang didukung partai itu pada Pemilihan Presiden 2019.

Menurut Rommy, penjelasan bahwa Jokowi tidak terkait dengan komunis penting karena masih banyak masyarakat yang salah paham akibat propaganda pada Pemilihan Presiden 2014, termasuk kader dan simpatisan PPP sendiri.

"Seluruh kader harus ikut menjelaskan dan menetralisir bahwa isu komunis itu buatan, mulai dan hanya untuk kepentingan Pilpres 2014 serta disebarkan masif pertama kali oleh Tabloid Obor Rakyat yang disebar ke pondok-pondok pesantren dan masjid seluruh Indonesia," kata Rommy dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa.

Bukti hoaks dan palsunya Obor Rakyat, kata Rommy, pemimpin redaksi dan redaktur pelaksananya sudah divonis penjara pada 22 November 2016.

"Saat Gerindra, PKS, dan PAN bersama PDIP mengusung Jokowi sebagai Wali Kota Solo 2010 juga tidak pernah ada isu PKI," katanya.

PPP sendiri, lanjut Rommy, selama ini belum pernah menjadi partai pengusung atau pendukung Jokowi, baik pada pemilihan wali kota Solo pada 2005 dan 2010, Pilgub DKI 2012, maupun Pilpres 2014.

Menurut Rommy, keputusan PPP mendukung Jokowi pada Pilpres 2019 didasarkan pertimbangan yang rasional melihat kepemimpinan Jokowi selama menjabat presiden.

"Dukungan PPP ke Jokowi 2019 murni karena pribadinya yang bersahaja, berangkat dari dan dekat dengan rakyat, kinerjanya nyata terukur dan jelas-jelas tidak ada hubungannya dengan komunis," katanya.

Baca juga: Gus Romi: Jokowi pro-komunis itu fitnah