Film "Lolai, Cinta Di Atas Awan" angkat budaya Toraja
16 April 2018 13:11 WIB
Dua remaja suku Toraja berswafoto di rumah adat Tongkonan yang tengah diupacarakan saat Upacara Mangrara Banua secara Aluk Todolo di Sangalla, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Rabu (27/12/2017). Mangrara Banua merupakan upacara peresmian rumah adat Tongkonan sebelum ditinggali. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Makassar (ANTARA News) - Film Lolai, Cinta Di Atas Awan yang diproduksi di Toraja Utara, Sulawesi Selatan, karya Andi Burhamzah, mendapat dukungan berbagai pihak, bukan hanya pencinta film, kalangan remaja, hingga Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, karena dianggap mengangkat budaya setempat.
"Kami berharap film ini mendapat hati dari penonton karena di dalamnya terdapat perpaduan nilai kekeluargaan, edukasi, kebudayaan yang disajikan secara apik dan menjadi hiburan yang menyenangkan bagi keluarga Indonesia, " kata Burhamzah, saat peluncuran film itu, di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sementara sutradara film ini, Andrew Parinusa, kepada wartawan mengatakan produksi film Lolai, Cinta Di Atas Awan juga memberikan edukasi budaya kepada masyarakat, apalagi pengambilan gambar film di Tana Toraja yang mempunyai sejarah budaya diakui dunia.
Dia katakan, peluncuran ke muka publik film ini segera dilaksanakan setelah sosialisasi ke sejumlah sekolah terjadi. Pembuatan film ini atas kerja sama dengan perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma (Persero).
Sedangkan pemeran utama dalam film itu, Maizura Rezky, berperan sebagai Tara. Dia mengajak siswa sekolah untuk semangat berkarya dan cinta budaya, karena menurut dia, budaya merupakan identitas bangsa yang wajib dijaga.
"Sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk mempertahankan serta melestarikan budaya di tengah era moderen saat ini. sudah saatnya remaja Makassar menunjukkan eksistensi dirinya dengan menghadirkan karya yang bermanfaat," ujar penyanyi remaja bertalenta itu.
Dia juga menuturkan, pembuatan film yang mengambil tempat di Lolai, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, itu cukup menguras energi. Bahkan ia sempat mengambil izin di sekolahnya khusus untuk suting film karya anak bangsa itu.
"Kami berharap film ini mendapat hati dari penonton karena di dalamnya terdapat perpaduan nilai kekeluargaan, edukasi, kebudayaan yang disajikan secara apik dan menjadi hiburan yang menyenangkan bagi keluarga Indonesia, " kata Burhamzah, saat peluncuran film itu, di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sementara sutradara film ini, Andrew Parinusa, kepada wartawan mengatakan produksi film Lolai, Cinta Di Atas Awan juga memberikan edukasi budaya kepada masyarakat, apalagi pengambilan gambar film di Tana Toraja yang mempunyai sejarah budaya diakui dunia.
Dia katakan, peluncuran ke muka publik film ini segera dilaksanakan setelah sosialisasi ke sejumlah sekolah terjadi. Pembuatan film ini atas kerja sama dengan perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma (Persero).
Sedangkan pemeran utama dalam film itu, Maizura Rezky, berperan sebagai Tara. Dia mengajak siswa sekolah untuk semangat berkarya dan cinta budaya, karena menurut dia, budaya merupakan identitas bangsa yang wajib dijaga.
"Sudah menjadi tugas kita sebagai generasi muda untuk mempertahankan serta melestarikan budaya di tengah era moderen saat ini. sudah saatnya remaja Makassar menunjukkan eksistensi dirinya dengan menghadirkan karya yang bermanfaat," ujar penyanyi remaja bertalenta itu.
Dia juga menuturkan, pembuatan film yang mengambil tempat di Lolai, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, itu cukup menguras energi. Bahkan ia sempat mengambil izin di sekolahnya khusus untuk suting film karya anak bangsa itu.
Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: