Kediri (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, menangani kasus pencurian di toko pupuk dan beragam kebutuhan pertanian di Desa Ngasem, Kabupaten Kediri yang menyebabkan pemilik toko harus kehilangan ratusan juta rupiah.

Kejadian itu diketahui saat pemilik toko baru kembali ke rumah setelah keluar dengan keluarga. Pintu pagar toko dalam keadaan terbuka, padahal saat hari Minggu, toko tutup.

"Tadi ibu sekeluarga ada acara. Sekitar jam 11.00 WIB sudah meninggalkan rumah naik kendaraan sekeluarga. Tahu-tahu, saya dihubungi jika rumah ibu baru terkena musibah pencurian," kata Sutini, tetangga, saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu malam.

Ia selama ini sering dititipi kunci oleh pemilik toko, yaitu pasangan suami istri Ahmad Yani dan Nurul. Ia berjualan bakso dan aneka minuman di depan toko, sehingga sudah kenal betul dan pemilik toko juga percaya.

Biasanya, anak dari pemilik toko pulang duluan, sedangkan pasangan suami istri itu kebetulan sedang ke luar rumah, sehingga kunci dititipkan.

Ia menyebut biasanya warung miliknya tutup jam 16.00 WIB, namun ia memilih lebih awal tutup, yaitu jam 14.00 WIB. Ia juga tidak tahu pasti saat kejadian pencurian itu, sebab sudah pulan duluan, hingga akhirnya diberi kabar bahwa rumah tetangganya terjadi pencurian.

Saat itu, kata dia, sebenarnya ada pegawai di toko yang datang dan sempat mengetahui jika toko sudah dalam keadaan terbuka.

Pegawai itu datang ingin mengambil gaji dan sempat mengucapkan salam beberapa kali, namun karena tidak ada jawaban, akhirnya pulang. Pegawai itu mengira pemilik rumah masih ada keperluan di belakang, sehingga tidak mendengar salam yang diberikan.

"Biasanya ada satu anak pondok yang jaga. Saat itu datang hendak mengambil gaji dan tahu pintu toko sudah dalam keadan terbuka, tapi tidak menyangka jika terjadi pencurian. Anak itu mengira ibu pemilik toko masih di belakang, jadi ia pergi lagi," kata dia.

Kondisi dalam keadaan panik setelah pemilik rumah datang sekitar sore hari. Pemilik rumah kaget, karena pintu pagar rumahnya sudah dalam keadaan terbuka, padahal ada beberapa lapis kunci. Bahkan, setelah dicek ternyata uang sekitar Rp200 juta serta enam unit BPKB kendaraan diketahui tidak ada.

Polisi yang mendapatkan laporan itu langsung datang ke lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi memeriksa seluruh rumah untuk mencari barang bukti, termasuk toko yang lokasinya juga jadi satu dengan rumah.

Hingga kini, proses olah TKP masih berlangsung. Petugas sempat mengetahui ada sisa logam yang diduga kunci dibuang ke sungai, depan rumah. Barang itu diambil sebagai barang bukti.

Sedangkan, untuk memudahkan olah TKP, petugas memasang garis polisi di lokasi kejadian. Masyarakat juga memadati lokasi rumah yang ada di Desa/Kecamatan Ngasem tersebut. Sedangkan, pemilik rumah yang juga pengusaha furniture tersebut dimintai keterangan polisi.

"Kami masih selidiki kejadian ini. Tim dari Polres Kediri datang ke lokasi dan pemeriksaan lebih lanjut," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri AKP Setijobudi.