BKSDA Sumbar tunda evakuasi anak harimau sumatera
15 April 2018 17:25 WIB
Dokumentasi Petugas membersihkan kandang Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) berumur empat tahun yang diberi nama Elsa di kandang konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu, Kamis (1/10/2015). Pihak BKSDA Bengkulu memberi makan kedua harimau tersebut dengan seadanya yaitu 8-10 kg daging babi atau ayam setiap dua hari sekali dan terkadang harus berpuasa selama tiga hari karena keterbatasan anggarapan pembelian pakan. (ANTARA FOTO/David Muharmansyah)
Agam, Sumbar (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menunda proses evakuasi anak harimau Sumatera (Panthera tigris) yang masuk dalam perangkap pada Sabtu (14/4) di Hutan Palupuh Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
"Rencananya evakuasi dilakukan pada hari ini, namun belum ada kesepakatan antara masyarakat setempat dengan petugas Polsek Palupuh," Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat Erli Sukrismanto di Agam, Minggu.
Menurutnya salah seorang warga meminta agar harimau tersebut tidak dieavukasi dan meminta dilepaskan di sekitar kawasan hutan tersebut, karena jika dievakuasi akan ada reaksi dari induk dan harimau lainnya.
"Akhirnya kami memutuskan untuk menunda evakuasi anak harimau tersebut khawatir terjadi konflik dengan masyarakat di sekitar kawasan tersebut," kata dia
Oleh sebab itu saat ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam akan menambah dua unit kerangkeng dan memasang video trap untuk memantau aktivitas di lokasi sekitar memastikan adanya kawanan harimau lainnya yang dikatakan warga sekitar.
Namun jika tidak ada aktivitas dalam dua sampai empat hari ke depan anak harimau yang berkelamin betina dengan umur diperkirakan kurang dari dua tahun tersebut akan di evakuasi ke penangkaran Pusat Konservasi Harimau Sumatera di Kabupaten Dharmasraya,
Saat ini kawasan harimau yang terperangkap dijaga ketat oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Agam di bantu kepolisian setempat.
"Rencananya evakuasi dilakukan pada hari ini, namun belum ada kesepakatan antara masyarakat setempat dengan petugas Polsek Palupuh," Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat Erli Sukrismanto di Agam, Minggu.
Menurutnya salah seorang warga meminta agar harimau tersebut tidak dieavukasi dan meminta dilepaskan di sekitar kawasan hutan tersebut, karena jika dievakuasi akan ada reaksi dari induk dan harimau lainnya.
"Akhirnya kami memutuskan untuk menunda evakuasi anak harimau tersebut khawatir terjadi konflik dengan masyarakat di sekitar kawasan tersebut," kata dia
Oleh sebab itu saat ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam akan menambah dua unit kerangkeng dan memasang video trap untuk memantau aktivitas di lokasi sekitar memastikan adanya kawanan harimau lainnya yang dikatakan warga sekitar.
Namun jika tidak ada aktivitas dalam dua sampai empat hari ke depan anak harimau yang berkelamin betina dengan umur diperkirakan kurang dari dua tahun tersebut akan di evakuasi ke penangkaran Pusat Konservasi Harimau Sumatera di Kabupaten Dharmasraya,
Saat ini kawasan harimau yang terperangkap dijaga ketat oleh petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kabupaten Agam di bantu kepolisian setempat.
Pewarta: Irfan Taufik
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: