Palestina jadi prioritas utama KTT Liga Arab
15 April 2018 08:29 WIB
Seorang pengunjuk rasa perempuan Palestina dievakuasi setelah menghirup gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan Israel saat bentrok protes terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, di kota Bethlehem Tepi Barat, Rabu (20/12/2017). (REUTERS/Mussa Qawasma)
Riyadh (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir pada hari Kamis mengatakan bahwa masalah Palestina merupakan prioritas utama pada KTT Liga Arab ke-29 yang akan berlangsung hari Minggu.
Memimpin pertemuan para menteri luar negeri Arab, yang menjadi persiapan menuju KTT, Al-Jubeir menyayangkan pengumuman Washington yang menerima pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem, seperti yang dilaporkan Badan Pers Saudi (SPA), mengutip Saudi Gazette.
Al-Jubeir juga menekankan bahwa terorisme harus ditangani dengan tegas dan sumber pendanaannya harus dikeringkan. Ia menekankan bahwa tidak akan ada stabilitas di kawasan selama Iran melanjutkan intervensi di kawasan itu dengan menghasut perselisihan sektarian dan mendukung milisi Houthi, selain menampung para pemimpin Al-Qaeda.
"Iran dan terorisme adalah dua sisi mata uang yang sama di kawasan itu," katanya, sambil menekankan bahwa milisi Houthi bertanggung jawab penuh atas krisis di Yaman.
Merujuk pada pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa krisis serius di kawasan itu memfasilitasi campur tangan asing.
Ia mencatat bahwa kemenangan atas ISIS harus dikonsolidasikan dengan menyerukan rekonstruksi daerah yang terkena dampak. Gheit juga mengutuk campur tangan Iran di Bahrain dan negara-negara Arab lainnya.
"Ada konsensus Arab tentang kesatuan wilayah Suriah," katanya, sambil menunjukan bahwa solusi politik adalah cara terbaik untuk menyelesaikan krisis dan juga menekankan perlunya mempertahankan proses Jenewa guna mencapai solusi politik terhadap krisis.
Memimpin pertemuan para menteri luar negeri Arab, yang menjadi persiapan menuju KTT, Al-Jubeir menyayangkan pengumuman Washington yang menerima pemindahan ibu kota Israel ke Yerusalem, seperti yang dilaporkan Badan Pers Saudi (SPA), mengutip Saudi Gazette.
Al-Jubeir juga menekankan bahwa terorisme harus ditangani dengan tegas dan sumber pendanaannya harus dikeringkan. Ia menekankan bahwa tidak akan ada stabilitas di kawasan selama Iran melanjutkan intervensi di kawasan itu dengan menghasut perselisihan sektarian dan mendukung milisi Houthi, selain menampung para pemimpin Al-Qaeda.
"Iran dan terorisme adalah dua sisi mata uang yang sama di kawasan itu," katanya, sambil menekankan bahwa milisi Houthi bertanggung jawab penuh atas krisis di Yaman.
Merujuk pada pertemuan tersebut, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa krisis serius di kawasan itu memfasilitasi campur tangan asing.
Ia mencatat bahwa kemenangan atas ISIS harus dikonsolidasikan dengan menyerukan rekonstruksi daerah yang terkena dampak. Gheit juga mengutuk campur tangan Iran di Bahrain dan negara-negara Arab lainnya.
"Ada konsensus Arab tentang kesatuan wilayah Suriah," katanya, sambil menunjukan bahwa solusi politik adalah cara terbaik untuk menyelesaikan krisis dan juga menekankan perlunya mempertahankan proses Jenewa guna mencapai solusi politik terhadap krisis.
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: