Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan sejumlah penyuluh agama mengatakan persatuan di Indonesia dibangun dalam kerangka Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Bahwa kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan semuanya dibangun dalam kerangka Ketuhanan. Harus kita pahami dan sadari bersama," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat Silaturahmi Penyuluh Agama se-Jawa Tengah di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu.

Peran agama dalam kehidupan masyarakat Indonesia, menurut Presiden, sangat sentral dan dibuktikan dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai keempat sila lain dalam ideologi dasar negara Pancasila.

Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan menjelaskan bahwa sebuah hasil penelitian juga menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia, di atas 80 persen, menganggap agama merupakan hal yang sangat penting.

"Namun, di saat yang sama juga terpotret bahwa konflik sosial dengan akar agama harus tetap terus diwaspadai, terus diantisipasi. Hal ini lah yang harus menjadi perhatian kita bersama," kata Presiden Jokowi, seperti pernyataan dari Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.

Baca juga: Presiden Jokowi: Penyuluh agama jadi teladan budi pekerti

Dalam acara yang dihadiri oleh 5.711 penyuluh agama baik dari perwakilan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu tersebut, Presiden Jokowi juga mengajak masyarakat tidak menghabiskan energi untuk mempertajam perbedaan, terutama perbedaan yang terkait dengan pilihan dalam pemilihan bupati/walikota, pemilihan gubernur, maupun pemilihan presiden.

"Nah, ini urusan perbedaan, sekarang di Jawa Tengah ada pilgub dan ada pilihan bupati walikota ada tujuh. Nanti 2019 ada pilpres, sampaikan kepada masyarakat bahwa pilihan berbeda dalam demokrasi itu biasa. Pilih pemimpin yang paling baik. Setelah coblos rukun kembali sebagai saudara sebangsa dan setanah air, bersama-sama membangun negara ini," kata Presiden Jokowi.

Ketika memberikan kuis berhadiah sepeda, salah satu pertanyaan Presiden Jokowi adalah menyebutkan 17.000 pulau yang dimiliki Indonesia. Dan, seorang penyuluh non-pegawai negeri sipil (PNS) Kota Surakarta bernama Mujiarti mendapatkan kesempatan untuk menjawabnya.

"Indonesia. Karena saya tidak bisa menyebutkan 17.000, Pak. Semua pulau itu tergabung menjadi satu, namanya Negara Kepulauan Republik Indonesia. Tidak bisa dipisah-pisahkan, Pak," ujar Mujiarti menegaskan.

Mendengar jawaban itu, Presiden mengapresiasi Mujiarti dan mengatakan bahwa jawaban tersebut merupakan jawaban yang pintar. Namun demikian, Presiden tetap meminta Mujiarti menyebutkan tujuh nama pulau.

"Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Papua, Sulawesi, Pulau Bali, Pulau Madura," tanggap Mujiarti, yang disambut tepuk tangan seluruh hadirin.

Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat yang mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Majelis Ulama Indonesia K.H. Ma'ruf Amin, dan Plt. Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko serta Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy.

Baca juga: Pesan Presiden Jokowi kepada penyuluh agama