Moskow (ANTARA News) – Moskow pada Kamis (12/04) mengatakan pihaknya mereka khawatir Inggris telah menahan paksa Yulia Skripal, yang diracuni bersama dengan ayahnya di Inggris pada bulan lalu dan pada Rabu menolak bantuan konsuler Rusia.
"Kami memiliki setiap alasan untuk yakin ini bisa menjadi adalah penahanan paksa warga negara Rusia atau kemungkin paksaan mereka ke dalam pengumuman bertahap," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, dikutip AFP.
Yulia Skripal keluar dari rumah sakit pada Senin, lebih dari sebulan setelah serangan racun saraf pada 4 Maret di Kota Salisbury, Inggris, yang telah memicu krisis diplomatik global.
Meskipun keberadaannya tidak diketahui, Skripal mengatakan bahwa dia didukung oleh petugas polisi yang terus memberikan informasi tentang penyelidikan besar mereka.
Pada Rabu Yulia mengatakan dia saat ini tidak ingin mengambil tawaran bantuan konsuler dari kedutaan Rusia, menurut catatan yang dirilis oleh Polisi Metropolitan London.
Yulia Skripal mengunjungi ayahnya ketika serangan itu terjadi. Sergei Skripal dipenjara di Rusia karena menjual rahasia intelijen Inggris pada 1990-an, tetapi ditukarkan dalam pertukaran mata-mata pada 2010.
London menyalahkan Moskow atas serangan itu, sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh pemerintah Rusia yang meminta akses ke Skripal sebagai warga Rusia.(hs)
Baca juga: Yulia Skripal tolak uluran tangan Kedubes Rusia
Baca juga: Putri mata-mata Rusia akhirnya keluar dari rumah sakit
Moskow sebut Inggris tahan paksa Yulia Skripal
13 April 2018 11:20 WIB
Yulia Skripal, putri mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, yang diracun gas saraf di Inggris, awal Maret 2018. (Reuters)
Penerjemah: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: