Dolar AS menguat di tengah berkurangnya ketegangan geopolitik
13 April 2018 07:24 WIB
Petugas menata tumpukan uang rupiah di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (7/3). Kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (7/3/2018) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.763 per dolar Amerika dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.750 per dolar Amerika. (ANTARA /Sigid Kurniawan)
New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena ketegangan geopolitik di Timur Tengah mulai berkurang.
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,19 persen menjadi 89,737 pada akhir perdagangan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (11/4) bahwa Rusia harus bersiap-siap untuk serangan rudal terhadap Suriah. Dia mengubah peringatannya pada Kamis (12/4), mengatakan serangan militer "bisa segera terjadi atau tidak secepat itu."
Para analis mengatakan kata-kata terbaru Trump menurunkan kekhawatiran para investor untuk ketegangan geopolitik dan meningkatnya selera pasar terhadap aset-aset berisiko pada Kamis (12/4). Greenback naik lebih dari 0,4 persen terhadap yen Jepang, mata uang "safe-haven" tradisional.
Di sisi ekonomi, permohonan baru untuk tunjangan pengangguran AS turun pekan lalu, menunjukkan penguatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan.
Dalam pekan yang berakhir 7 April, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 233.000, turun 9.000 dari tingkat tidak direvisi pekan sebelumnya sebesar 242.000.
Rata-rata pergerakan empat minggu mencapai 230.000, meningkat 1.750 dari rata-rata tidak direvisi pekan sebelumnya 228.250, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (12/4).
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,2330 dolar AS dari 1,2365 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,4226 dolar AS dari 1,4176 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7756 dolar AS dari 0,7757 dolar AS.
Dolar AS dibeli 107,20 yen Jepang, lebih tinggi dari 106,91 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9621 franc Swiss dari 0,9580 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2587 dolar Kanada dari 1,2578 dolar Kanada.
Baca juga: Emas turun tajam tertekan penguatan dolar dan ekuitas AS
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,19 persen menjadi 89,737 pada akhir perdagangan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu (11/4) bahwa Rusia harus bersiap-siap untuk serangan rudal terhadap Suriah. Dia mengubah peringatannya pada Kamis (12/4), mengatakan serangan militer "bisa segera terjadi atau tidak secepat itu."
Para analis mengatakan kata-kata terbaru Trump menurunkan kekhawatiran para investor untuk ketegangan geopolitik dan meningkatnya selera pasar terhadap aset-aset berisiko pada Kamis (12/4). Greenback naik lebih dari 0,4 persen terhadap yen Jepang, mata uang "safe-haven" tradisional.
Di sisi ekonomi, permohonan baru untuk tunjangan pengangguran AS turun pekan lalu, menunjukkan penguatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan.
Dalam pekan yang berakhir 7 April, angka pendahuluan untuk klaim awal pengangguran yang disesuaikan secara musiman mencapai 233.000, turun 9.000 dari tingkat tidak direvisi pekan sebelumnya sebesar 242.000.
Rata-rata pergerakan empat minggu mencapai 230.000, meningkat 1.750 dari rata-rata tidak direvisi pekan sebelumnya 228.250, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (12/4).
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,2330 dolar AS dari 1,2365 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi 1,4226 dolar AS dari 1,4176 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7756 dolar AS dari 0,7757 dolar AS.
Dolar AS dibeli 107,20 yen Jepang, lebih tinggi dari 106,91 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9621 franc Swiss dari 0,9580 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2587 dolar Kanada dari 1,2578 dolar Kanada.
Baca juga: Emas turun tajam tertekan penguatan dolar dan ekuitas AS
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: