Surabaya (ANTARA News) - Seorang korban yang ditemukan tewas di lantai dasar Tunjungan Plaza (TP) 6 Surabaya, bersamaan dengan peristiwa kebarakaran di lokasi gedung tersebut, terindikasi sengaja bunuh diri dengan cara melompat dari lantai atas, kata perwira kepolisian setempat.

Korban teridentifikasi bernama Michael Mulyono, usia 29 tahun, warga Kedungdoro Surabaya, Jawa Timur. Korban ditemukan tewas pada Rabu siang, 11 April, sekitar pukul 14.10 WIB, atau selang beberapa saat setelah di lokasi gedung yang sama terjadi kebakaran.

"Kami sebenarnya masih belum dalam tahap kesimpulan. Tapi indikasinya korban sengaja melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari lantai atas," ujar Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Tegalsari Surabaya Komisaris Polisi David Triyo Prasojo saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis malam.

Dia mengatakan, indikasi tersebut berdasarkan posisi jatuhnya korban yang telungkup di lantai dasar serta luka-lukanya yang kemungkinan besar akibat sengaja terjun dari lantai atas.

"Sekali lagi ini baru indikasi karena kami belum sampai pada tahap kesimpulan," katanya. Sebelumnya korban tewas diduga panik dan kemudian melompat dari lantai atas akibat peristiwa kebakaran di pusat perbelanjaan termegah di Kota Surabaya itu.

Saat melakukan olah tempat kejadian perkara, polisi menemukan sejumlah obat-obatan pada diri korban. David memastikan, berdasarkan hasil pemeriksaan, obat-obatan yang ditemukan pada diri korban merupakan sejenis suplemen.

"Itu obat-obatan vitamin. Karena korban selama ini juga diketahui rajin ikut fitness," ujarnya.

Polisi, lanjut David, juga telah mengorek keterangan dari keluarga korban. Selain mendapat informasi korban sering ikut fitnes, diketahui juga bergelar sarjana kedokteran dari sebuah kampus ternama di Surabaya.

"Dia lulus kuliah kedokteren dengan nilai yang memuaskan dan hampir berpredikat cumlaude," katanya.

Diperoleh keterangan dari pihak keluarga, setelah lulus kedokteran, korban dua kali mengikuti ujian masuk pendidikan dokter spesialis penyakit jantung namun semuanya gagal.

"Korban sempat mengeluh kepada orang tuanya tentang kegagalannya dua kali ikut ujian. Dia mengeluh upayanya sudah maksimal, indeks prestasi kumulatifnya sudah mendekati cumlaude namun selalu gagal dalam ujian masuk pendidikan dokter spesialis," ucapnya.

Sejak kegagalan ujian yang kedua itu diinformasikan kondisi korban mulai labil dan mengalami depresi, yang dimungkinkan kemudian memicunya untuk melakukan bunuh diri dengan cara terjun dari lantai gedung Tunjungan Plaza 6 Surabaya.