Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengungkapkan ada tiga elemen kunci yang menunjang keberhasilan penanggulangan terorisme di Indonesia, pertama penguatan Pancasila, kemudian sinergi seluruh elemen bangsa, dan ketiga, penguatan nilai-nilai kearifan lokal.

Bila ketiganya berjalan baik, maka penanggulangan terorisme akan lebih efektif dan efisien, kata Suhardi Alius saat memimpin Apel Kebangsaan “Menjadi Indonesia” di halaman rektorat IAIN Bengkulu, Rabu.

Menurutnya, langkah-langkah strategis itu terus dioptimalkan BNPT, terutama dalam menghadapi tantangan globalisasi sekarang ini. Tentunya BNPT tidak bisa sendiri melakukan penanggulangan terorisme.

“Kami butuh keterlibatan semua pihak. Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di setiap daerah inilah yang menjadi penyambung sinergitas dengan daerah-daerah untuk bersama-sama memberantas paham radikal dan terorisme di seluruh pelosok negeri,” kata Suhardi Alius, seperti dikutip dalam siaran pers.

Penguatan nilai-nilai lokal harus digalakkan dalam menghadapi ancaman ideologi transnasional. Kearifan lokal memiliki kekuatan tokoh agama dan tokoh adat, dan oleh karena itu pemerintah mengapresiasi semua elemen bangsa yang turut terlibat dalam menanggulangi paham radikal dan terorisme.

Baca juga: Ketahanan nasional harus terus diperkuat jaga NKRI

"Kelompok radikal terorisme selalu membuat kekacauan. Mereka bekerja secara statis, terus menerus dan menggunakan berbagai cara untuk merekrut anak-anak muda kita bergabung menjadi kelompoknya. Ini yang harus kita cegah agar generasi muda kita tidak terpapar paham radikal terorisme,” kata mantan Kabareskrim Polri ini.

Suhardi Alius, dalam kesempatan itu, juga mengapresiasi workship video pendek bersama pelajar dan generasi muda yang digelar BNPT Bengkulu. Menurutnya, ini terobosan baik karena kelompok radikal juga menggunakan media sosial dan media visual untuk menyebarkan propaganda.

Apalagi, video-video ini nantinya akan diputar di XXI di beberapa daerah dan kota.

Presiden Joko Widodo pun sangat mengapresiasi kinerja BNPT yang mampu menggerakkan anak-anak muda untuk turut serta melawan paham radikal terorisme melalui duta damai dunia maya dan lomba video pendek ini.

"Lomba video pendek merupakan bagian soft approach (pendekatan lunak). Kita memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat bahwa betapa radikalisme sangat berbahaya dan dapat menjangkiti siapa saja," kata Suhardi Alius menambahkan.

Baca juga: Bangsa asing akui kearifan lokal mumpuni jaga NKRI