Menristekdikti nyatakan era digitalisasi peluang untuk tingkatkan ekonomi
11 April 2018 17:00 WIB
Rencana Strategis Menristek Dikti Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Natsir mengikuti rapat kerja dengan komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/1). Rapat tersebut membahas rencana strategis Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2014-2015 yang terkait dengan pendidikan tinggi. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M. Natsir mengatakan era digitalisasi merupakan peluang untuk meningkatkan ekonomi Indonesia, untuk itu perlu keterlibatan semua sektor guna menumbuhkembangkan program berbasis teknologi.
Dia mengatakan dengan era digitalisasi maka perubahan telah terjadi tidak hanya di sektor swasta tetapi juga di dalam pemerintahan, termasuk kebijakan.
Untuk itu Kemenristekdikti pada Rabu di Jakarta melakukan Rapat Koordinasi Implementasi Program Making Indonesia 4.0 yang dihadiri oleh kementerian dari Kabinet Kerja.
"Hari ini Kemeneristekdikti ditugaskan untuk mengkoordinasi kegiatan Making Indonesia 4.0. Kami melibatkan seluruh kementerian agar semuanya dapat sinergi yang mungkin selama ini berjalan sendiri-sendiri," kata Natsir.
Dia mengatakan dalam era digitalisasi ini semua kementerian harus sinkron agar dapat meningkatkan nilai ekspor, investasi dan menurunkan angka kemiskinan.
"Kuncinya dalam mengahadapi Revolusi Industri 4.0 ini tidak bisa sendiri-sendiri, semuanya harus bersinergi untuk membuka hati, membuka pikiran dan keinginan bersama-sama untuk maju, karena kalau kita tidak bergerak maka Indonesia akan berat mengejar ketertinggalan," kata dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018 lalu meluncurkan Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan dan strategi Indonesia memasuki era digital saat ini.
Baca juga: Revolusi Industri 4.0 di mata Jokowi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan untuk dapat bersaing pada era digitalisasi ini maka industri nasional membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi, informasi dan komunikasi yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan diseluruh rantai nilai manufaktur untuk mencapai efisiensi dan pngikatkan kualitas produk.
Dia mengatakan impelmentasi Making Indonesia 4.0 yang sukses dapat mendorong pertumbuhan PDB rill sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline sebesar lima persen menjadi 6-7 persen pada periode 2018-2030.
Baca juga: Making Indonesia 4.0 jangka menengah bidik revitalisasi industri
Dia mengatakan dengan era digitalisasi maka perubahan telah terjadi tidak hanya di sektor swasta tetapi juga di dalam pemerintahan, termasuk kebijakan.
Untuk itu Kemenristekdikti pada Rabu di Jakarta melakukan Rapat Koordinasi Implementasi Program Making Indonesia 4.0 yang dihadiri oleh kementerian dari Kabinet Kerja.
"Hari ini Kemeneristekdikti ditugaskan untuk mengkoordinasi kegiatan Making Indonesia 4.0. Kami melibatkan seluruh kementerian agar semuanya dapat sinergi yang mungkin selama ini berjalan sendiri-sendiri," kata Natsir.
Dia mengatakan dalam era digitalisasi ini semua kementerian harus sinkron agar dapat meningkatkan nilai ekspor, investasi dan menurunkan angka kemiskinan.
"Kuncinya dalam mengahadapi Revolusi Industri 4.0 ini tidak bisa sendiri-sendiri, semuanya harus bersinergi untuk membuka hati, membuka pikiran dan keinginan bersama-sama untuk maju, karena kalau kita tidak bergerak maka Indonesia akan berat mengejar ketertinggalan," kata dia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo pada 4 April 2018 lalu meluncurkan Making Indonesia 4.0 sebagai peta jalan dan strategi Indonesia memasuki era digital saat ini.
Baca juga: Revolusi Industri 4.0 di mata Jokowi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartato mengatakan untuk dapat bersaing pada era digitalisasi ini maka industri nasional membutuhkan konektivitas serta interaksi melalui teknologi, informasi dan komunikasi yang terintegrasi dan dapat dimanfaatkan diseluruh rantai nilai manufaktur untuk mencapai efisiensi dan pngikatkan kualitas produk.
Dia mengatakan impelmentasi Making Indonesia 4.0 yang sukses dapat mendorong pertumbuhan PDB rill sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik dari baseline sebesar lima persen menjadi 6-7 persen pada periode 2018-2030.
Baca juga: Making Indonesia 4.0 jangka menengah bidik revitalisasi industri
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: