Tujuh tentara Iran tewas dihajar serangan udara misterius
10 April 2018 18:01 WIB
Ilustrasi - Foto diambil dari rekaman video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Kamis (19/11), menunjukkan pesawat pembom strategik jarak jauh Rusia Tupolev TU-22 melakukan serangan udara di lokasi yang tidak diketahui di Suriah. (REUTERS/Ministry of Defence of)
London (ANTARA News) - Tujuh personel militer Iran tewas akibat sebuah serangan udara ke sebuah pangkalan udara Suriah, lapor kantor berita Tasnim seperti dikutip Reuters.
Pemerintah Suriah dan Iran menuduh Israel sebagai pelaku penyerangan ke pangkalan udara Tiyas atau T-4 yang berada dekat Homs. Israel tidak membantah dan juga tidak membenarkan tuduhan ini.
Jenazah orang-orang Iran yang disebut-sebut penasihat militer itu telah diterbangkan ke Iran dan dimakamkan pada hari itu juga.
Serangan udara terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bakal ada risiko besar yang harus ditanggung menyusul laporan serangan gas beracun di Douma yang dikuasai pemberontak Suriah. Pemerintah Suriah membantah telah melakukan serangan gas beracun itu.
"Tampaknya pemerintah AS mencari-cari alasan untuk intervensi militer," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
"Pendirian Iran soal senjata kimia sudah tegas dan kami mengutuk setiap penggunaan senjata kimia terhadap target apa pun," sambung Zarif.
Pengawal Revolusi, pasukan elite Iran, telah bertempur selama bertahun-tahun untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sekitar 1.000-an orang Iran tewas dalam perang saudara Suriah, termasuk para perwira Pengawal Revolusi.
Pemerintah Suriah dan Iran menuduh Israel sebagai pelaku penyerangan ke pangkalan udara Tiyas atau T-4 yang berada dekat Homs. Israel tidak membantah dan juga tidak membenarkan tuduhan ini.
Jenazah orang-orang Iran yang disebut-sebut penasihat militer itu telah diterbangkan ke Iran dan dimakamkan pada hari itu juga.
Serangan udara terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bakal ada risiko besar yang harus ditanggung menyusul laporan serangan gas beracun di Douma yang dikuasai pemberontak Suriah. Pemerintah Suriah membantah telah melakukan serangan gas beracun itu.
"Tampaknya pemerintah AS mencari-cari alasan untuk intervensi militer," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
"Pendirian Iran soal senjata kimia sudah tegas dan kami mengutuk setiap penggunaan senjata kimia terhadap target apa pun," sambung Zarif.
Pengawal Revolusi, pasukan elite Iran, telah bertempur selama bertahun-tahun untuk mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sekitar 1.000-an orang Iran tewas dalam perang saudara Suriah, termasuk para perwira Pengawal Revolusi.
Pewarta: SISTEM
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: