Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sedang mengupayakan penyelesaian terkait tarif perdagangan dengan negara-negara di benua Afrika di tengah kedua pihak ingin meningkatkan kerja sama ekonomi.

"Hambatannya masalah tarif karena belum ada perjanjian perdagangan. Ini lagi kami upayakan," kata Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di sela Forum Indonesia-Afrika (IAF) di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.

Menurut dia, kerja sama Indonesia dan Afrika berpotensi besar untuk tumbuh karena banyak komoditas yang saling dibutuhkan kedua pihak. "Dari industri strategis mereka juga butuh tetapi di sisi lain Indonesia juga butuh beberapa bahan mentah dari mereka," ucap dia.

Namun, dia belum memastikan penyelesaian terkait tarif perdagangan antara Indonesia dan Afrika akan diputuskan dalam forum pertama ini.

Wakil Presiden, Jusuf Kalla, ketika memberikan sambutan pembukaan forum itu menyebutkan nilai perdagangan Indonesia dengan Afrika mencapai sekitar 8 miliar dolar Amerika Serikat atau naik sekitar 15 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Kalla, perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara di benua itu rata-rata meningkat di atas 100 persen bahkan mencapai 284 persen seperti perdagangan dengan Liberia dan Gabon mencapai 250 persen.

Beberapa produk yang yang diperdagangkan dari Afrika ke Indonesia di antaranya minyak mentah, kapas, bibit cokelat, sedangkan Afrika membutuhkan produk yang diimpor dari Indonesia di antaranya kendaraan bermotor dan minyak sawit hingga produk mi instan.

JK mengatakan hingga saat ini ada sekitar 30 perusahaan Indonesia yang beroperasi di benua Afrika di antaranya perusahaan farmasi, tekstil dan energi.

Sedangkan investasi Afrika di Indonesia mencapai sekitar 1,28 miliar.

"Saya berharap pertemuan ini bisa memetakan kerja sama ekonomi masa depan Indonesia dan Afrika," ujar Kalla.