Ribuan orang ikuti "Grebeg Penjalin" di Sukoharjo
9 April 2018 17:34 WIB
Warga menampilkan berbagai kerajinan berbahan rotan saat mengikuti Karnaval Grebeg Penjalin di desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (9/4/2018). Kirab yang diikuti perajin rotan tersebut sebagai upaya melestarikan kerajinan berbahan rotan yang merupakan produk unggulan desa Trangsan, Sukoharjo. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Sukoharjo (ANTARA News) - Ribuan orang antusias mengikuti serangkaian kegiatan "Grebeg Penjalin" 2018 yang digelar yang ketiga kalinya di Desa Wisata Rotan Trangsan, Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, Senin.
Kegiatan Grebeg Penjalin dengan mengambil tema "semangat untuk membangkitkan dan melestarikan rotan untuk kehidupan" tersebut digelar selama tujuh hari, mulai tanggal 9 hingga 15 April 2018, dan dibuka oleh Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan Desa Trangsan ini, memiliki keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo, yakni sebagai sentra industri kerajinan rotan terbesar di Jawa Tengah dan kedua se-Indonesia.
Wardoyo Wijaya berharap Grebeg Penjalin 2018 yang memasuki tahun ketiga menjadi pendorong bangkitnya industri rotan di Desa Trangsan pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Grebeg Penjalin Trangsan menjadi kegiatan rutin tahunan dan agenda wisata kreatif di Kabupaten Sukoharjo.
Kabupaten Sukoharjo mempunyai nama sebutan yang cukup terkenal, antara lain kota makmur, tekstil, gamelan, perdagangan, pendidikan, industri dan bisnis, Kabupaten Jamu, Pramuka serta Batik.
"Geliat industri kerajinan rotan Desa Trangsan mulai terasa semenjak daerah ini, dinobatkan sebagai Desa Wisata Rotan pada 2016," kata Wardoyo.
Menurut Wardoyo melalui acara Grebeg Penjalin seperti inilah salah satu media yang bagus untuk menggaungkan Desa Trangsan sebagai Desa Wisata sentra penghasil kerajinan rotan. Selain itu, pada era digital seperti ini memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi produk sebuah usaha yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga permintaan pasar domestik dan mancanegara berbahan dasar rotan dapat terpenuhi.
Ketua Panitia Grebeg Penjalin 2018 Suryanto mengatakan ada sekitar ribuan orang hadir dalam kegiatan Grebeg Penjalin di halaman Balai Desa Trangsan, Kecamatan Gatak Sukoharjo. Kegiatan ini, dikemas dalam berbagai kegiatan antara lain kirab budaya, pasar malam, pentas seni, workshop dan seminar, bazar dan pameran serta pagelaran wayang kulit.
Kegiatan tersebut, kata Suryanto, terselenggara berkat semangat kebersamaan para pengrajin rotan di daerah ini. Pada tahun ini, akan menampilkan kirab kolosal yang diikuti ribuan orang, lima buah gunungan raksasa terbuat dari rotan yang nantinya diperebutkan, kirab tokoh mas Tra dan mbak San yang merupakan Ikon Wisata Desa Trangsan.
Selain itu, kegioatan Grebeg Panjalin juga di meriahkan bazar mebel rotan digelar selama satu pekan ke depan, workshop dan seminar, aneka pentas seni dan budaya setiap malam dan bagi pencinta wayang kulit digelar Sabtu (14/4) malam dengan dalang Ki Bagong Darmono.
Baca juga: Kemenperin fasilitasi Cirebon jadi pusat penyediaan bahan baku rotan
Baca juga: PPI disiapkan jadi eksportir tunggal rotan setengah jadi
Kegiatan Grebeg Penjalin dengan mengambil tema "semangat untuk membangkitkan dan melestarikan rotan untuk kehidupan" tersebut digelar selama tujuh hari, mulai tanggal 9 hingga 15 April 2018, dan dibuka oleh Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya.
Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengatakan Desa Trangsan ini, memiliki keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo, yakni sebagai sentra industri kerajinan rotan terbesar di Jawa Tengah dan kedua se-Indonesia.
Wardoyo Wijaya berharap Grebeg Penjalin 2018 yang memasuki tahun ketiga menjadi pendorong bangkitnya industri rotan di Desa Trangsan pada akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Grebeg Penjalin Trangsan menjadi kegiatan rutin tahunan dan agenda wisata kreatif di Kabupaten Sukoharjo.
Kabupaten Sukoharjo mempunyai nama sebutan yang cukup terkenal, antara lain kota makmur, tekstil, gamelan, perdagangan, pendidikan, industri dan bisnis, Kabupaten Jamu, Pramuka serta Batik.
"Geliat industri kerajinan rotan Desa Trangsan mulai terasa semenjak daerah ini, dinobatkan sebagai Desa Wisata Rotan pada 2016," kata Wardoyo.
Menurut Wardoyo melalui acara Grebeg Penjalin seperti inilah salah satu media yang bagus untuk menggaungkan Desa Trangsan sebagai Desa Wisata sentra penghasil kerajinan rotan. Selain itu, pada era digital seperti ini memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi produk sebuah usaha yang tidak dapat ditinggalkan, sehingga permintaan pasar domestik dan mancanegara berbahan dasar rotan dapat terpenuhi.
Ketua Panitia Grebeg Penjalin 2018 Suryanto mengatakan ada sekitar ribuan orang hadir dalam kegiatan Grebeg Penjalin di halaman Balai Desa Trangsan, Kecamatan Gatak Sukoharjo. Kegiatan ini, dikemas dalam berbagai kegiatan antara lain kirab budaya, pasar malam, pentas seni, workshop dan seminar, bazar dan pameran serta pagelaran wayang kulit.
Kegiatan tersebut, kata Suryanto, terselenggara berkat semangat kebersamaan para pengrajin rotan di daerah ini. Pada tahun ini, akan menampilkan kirab kolosal yang diikuti ribuan orang, lima buah gunungan raksasa terbuat dari rotan yang nantinya diperebutkan, kirab tokoh mas Tra dan mbak San yang merupakan Ikon Wisata Desa Trangsan.
Selain itu, kegioatan Grebeg Panjalin juga di meriahkan bazar mebel rotan digelar selama satu pekan ke depan, workshop dan seminar, aneka pentas seni dan budaya setiap malam dan bagi pencinta wayang kulit digelar Sabtu (14/4) malam dengan dalang Ki Bagong Darmono.
Baca juga: Kemenperin fasilitasi Cirebon jadi pusat penyediaan bahan baku rotan
Baca juga: PPI disiapkan jadi eksportir tunggal rotan setengah jadi
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: