Ratusan ayam mati di Rejang Lebong terindikasi terserang flu burung
8 April 2018 23:34 WIB
Dokumentasi Seorang peternak memperlihatkan ayam mati di kandang miliknya di Desa Keude Birem, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, Aceh, Selasa (19/4/2016). Sejak beberapa pekan terakhir kematian ayam di daerah tersebut meningkat akibat serangan flu burung sehingga peternak merugi. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Rejang Lebong (ANTARA News) - Petugas Pusat Kesehatan Hewan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan jumlah ternak anak yang mati akibat terindikasi diserang flu burung di daerah itu mencapai ratusan ekor.
"Jumlah ternak ayam yang mati di lokasi peternakan ayam petelur di Desa Lubuk Belimbing I, Kecamatan Sindang Beliti Ilir saat ini lebih dari 600 ekor," kata Kepala Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto dihubungi di Rejang Lebong, Minggu.
Ternak ayam yang terindikasi terserang flu burung tersebut tambah dia, berada dalam Kecamatan Sindang Beliti Ilir (SBI) dan bukan dalam wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding seperti yang sebelumnya dia sampaikan.
Banyaknya ternak unggas yang mati dalam kandang peternakan itu, membuat Puskeswan Curup bersama dengan petugas Dinas Kesehatan Rejang Lebong melakukan pemeriksaan langsung untuk melihat perkembangan di lokasi kejadian.
Turunnya petugas Dinkes setempat ini guna mengantisipasi kemungkinan risiko penularan penyakit flu burung ke manusia, karena penyakit bersifat zonosis atau bisa menular pada manusia.
Petugas kesehatan ini selain melakukan pengamatan, juga memeriksa petugas peternakan dan warga sekitar lokasi guna melihat ada tidaknya gejala-gejala penyebaran penyakit itu.
Sedangkan pihaknya sendiri kata Firi Asdianto, juga sudah melakukan penyemprotan kandang peternakan milik pengusaha ayam petelur di Kecamatan SBI itu agar tidak menular, kemudian menyarankan pemiliknya mengisolasi ternak dalam kandang, dan jika ditemukan ada yang mati agar langsung dibakar atau dikubur dan tidak boleh dibuang sembarangan.
"Para petugas mengelola peternakan ini kami sarankan agar menggunakan perlengkapan seperti masker dan sarung tangan sehingga bisa mencegah terjadinya penularan," ujarnya.
Kasus kematian ternak ayam ini setelah kami periksa dengan "rapid test" positif flu burung, tetapi untuk kepastiannya pihaknya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke laboratorium kesehatan hewan di Bengkulu.
"Jumlah ternak ayam yang mati di lokasi peternakan ayam petelur di Desa Lubuk Belimbing I, Kecamatan Sindang Beliti Ilir saat ini lebih dari 600 ekor," kata Kepala Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto dihubungi di Rejang Lebong, Minggu.
Ternak ayam yang terindikasi terserang flu burung tersebut tambah dia, berada dalam Kecamatan Sindang Beliti Ilir (SBI) dan bukan dalam wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding seperti yang sebelumnya dia sampaikan.
Banyaknya ternak unggas yang mati dalam kandang peternakan itu, membuat Puskeswan Curup bersama dengan petugas Dinas Kesehatan Rejang Lebong melakukan pemeriksaan langsung untuk melihat perkembangan di lokasi kejadian.
Turunnya petugas Dinkes setempat ini guna mengantisipasi kemungkinan risiko penularan penyakit flu burung ke manusia, karena penyakit bersifat zonosis atau bisa menular pada manusia.
Petugas kesehatan ini selain melakukan pengamatan, juga memeriksa petugas peternakan dan warga sekitar lokasi guna melihat ada tidaknya gejala-gejala penyebaran penyakit itu.
Sedangkan pihaknya sendiri kata Firi Asdianto, juga sudah melakukan penyemprotan kandang peternakan milik pengusaha ayam petelur di Kecamatan SBI itu agar tidak menular, kemudian menyarankan pemiliknya mengisolasi ternak dalam kandang, dan jika ditemukan ada yang mati agar langsung dibakar atau dikubur dan tidak boleh dibuang sembarangan.
"Para petugas mengelola peternakan ini kami sarankan agar menggunakan perlengkapan seperti masker dan sarung tangan sehingga bisa mencegah terjadinya penularan," ujarnya.
Kasus kematian ternak ayam ini setelah kami periksa dengan "rapid test" positif flu burung, tetapi untuk kepastiannya pihaknya saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke laboratorium kesehatan hewan di Bengkulu.
Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: