London (ANTARA News) - Presiden Guinea-Bissau, Jose Mario Vaz, mengakui Indonesia merupakan negara panutan, dan Guinea-Bissau dapat banyak belajar dari Indonesia khususnya di sektor perikanan.
Hal itu disampaikan Vaz kepada Duta Besar Indonesia untuk Guinea-Bissau, Mansyur Pangeran, di Dakar, Senegal, dalam pertemuan tete-a-tete usai upacara penyerahan surat-surat kepercayaan di Istana Kepresidenan Guinea-Bissau, Selasa lalu, sebagaimana dikatakan Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Dakar, Dimas Prihadi, di London, Sabtu.
Dalam pertemuan itu, Vaz secara khusus meminta bantuan Pangeran dapat menjembatani kerja sama antara Indonesia dan Guinea-Bissau di bidang perikanan dan kelautan. Vaz menilai Indonesia memiliki teknologi perikanan dan maritim dan mengharapkan kerja sama dan transfer teknologi dari ahli di Indonesia ke masyarakat Guinea-Bissau.
Dia menegaskan, kerja sama di sektor perikanan menjadi prioritas hubungan kedua negara.
Dia mengatakan, akan berkunjung ke Indonesia pada 2018 ini. Ia juga minta Pangeran mengajak pengusaha Indonesia berbisnis dan berinvestasi di bidang lain, di antaranya kacang mede yang berlimpah di Guinea-Bissau.
Vaz berjanji memberikan kemudahan fasilitas demi mendorong investasi dari Indonesia. "Kondisi keamanan di Guinea-Bissau saat ini sangat kondusif dan tidak pernah ada lagi tindakan kekerasan, pembunuhan ataupun pelanggaran HAM," kata Pangeran.
Diakui Vaz, saat ini masih terjadi sedikit ketidaknyamanan situasi politik antar partai, namun diyakini dalam waktu dekat ini akan berakhir dan situasi politik menjadi stabil.
Dalam pertemuan itu, Pangeran menyampaikan salam hangat dan persahabatan Presiden Joko Widodo, kepada Vaz dan seluruh rakyat Guinea-Bissau disertai komitmen pemerintah Indonesia meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang.
Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih pemerintah Indonesia kepada Vaz atas dukungan pemerintah Guinea-Bissau pada pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, serta dukungan dan kerja sama lainnya di forum internasional, di antaranya di Inter-Parliamentary Union (IPU) dan keanggotaan Indonesia di Dewan Maritim Internasional International Maritime Kategori C periode 2016-2017.
Indonesia selama ini memberikan bantuan teknik berupa pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi perwira menengah dan tinggi dari berbagai negara Afrika untuk peningkatan mutu SDM tentaranya. Di antara pranata yang dipergunakan adalah di Sekolah Staf Komando TNI AD, Pendidikan Tinggi Lembaga Ketahanan Nasional, dan pelatihan kontra terorisme.
Pada 2017, hubungan Indonesia dan Guinea-Bissau memasuki babak baru dengan disepakatinya kerja sama pertahanan melalui penandatanganan surat peminatan antara Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, dan Menteri Pertahanan Guinea-Bissau, Eduardo Costa Sanha, pada saat kunjungan Ryacudu, ke Bissau Agustus tahun lalu.
Penyerahan surat-surat kepercayaan Pangeran kepada Vaz merupakan (negara) yang ke-7 sejak dia tiba di Dakar, Senegal, pada Maret 2016. Pangeran memiliki delapan wilayah kerja di Afrika Barat, termasuk Senegal.
Presiden Guinea Bissau harap kerja sama sektor perikanan
7 April 2018 19:57 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Guiena-Bissau, Mansyur Pangeran (kiri), dan Presiden Guinea-Bissau, Jose Mario Vaz. ((Kedutaan Besar Indonesia di Dakar))
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: