Jalur tol Semarang-Demak telan Rp18 triliun
6 April 2018 16:35 WIB
Arsip: Pengendara sepeda motor melintasi salah satu ruas Tol Semarang-Batang di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (16/3/2018). (ANTARA /Aditya Pradana Putra)
Semarang (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan pembangunan jalur tol Semarang-Demak menelan anggaran sekitar Rp17-18 trilun, termasuk pembebasan lahan.
"Tahun ini, targetnya secepatnya sebelum Lebaran. Ini sedang percepatan penyediaan lahannya," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto di Semarang, Jumat.
Hal tersebut diungkapkan Arie usai bertemu dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang untuk membahas rencana pembangunan jalur tol Semarang-Demak.
Begitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)-nya selesai, kata dia, pembebasan lahan akan segera dimulai, dilanjutkan dengan tahapan-tahapan lainnya untuk percepatan pembangunan.
"Kami juga berkoordinasi dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), bisa tidak langsung mendanai pembebasan. Pada 2018, kami berharap sudah mulai pengerjaan, butuh kerja keras," katanya.
Untuk pengerjaan fisik jalur tol Semarang-Demak sepanjang 27 kilometer yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut itu, Arie menyebutkan membutuhkan anggaran sekitar Rp11 triliun.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalur tol Semarang-Demak sepenuhnya dilakukan dan ditanggung oleh pemerintah pusat.
"Pembebasan lahan, semuanya dari pusat. Memang agak lumayan karena biayanya besar, tetapi semuanya di-`handle` pusat meskipun rencananya kerja sama juga dengan investor," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Dari hasil pertemuan dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi menyebutkan pembangunan rencananya dilakukan dalam waktu dekat dan tahun ini diadakan lelang.
"Nilainya tadi disampaikan untuk pembebasan sekitar Rp6,5 triliun, sementara nilai fisiknya Rp11,5 triliun. Kebutuhannya, sekitar Rp17-18 triliun untuk jalur tol Semarang-Demak," katanya.
Dari Pemerintah Kota Semarang, kata dia, diminta menyiapkan regulasi penyesuaian tata ruang, kemudian melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembebasan lahan tersebut.
"Yang namanya pembangunan, pasti ada pahlawan-pahlawan yang harus berkorban meninggalkan kebiasaannya tinggal di situ (direlokasi, red.). Namun, pasti ada yang namanya ganti untung," katanya.
Namun, Hendi optimistis pembangunan jalur tol Semarang-Demak itu akan mendorong dan mendongkrak perekonomian daerah karena akan banyak investor yang tertarik berinvestasi.
"Pemerintah pusat selalu melakukan orientasi pembangunan yang mempunyai dampak manfaat secara masif. Banjirnya hilang, potensi wisata berkembang, nelayan ekonominya tumbuh, dan seterusnya," katanya.
"Tahun ini, targetnya secepatnya sebelum Lebaran. Ini sedang percepatan penyediaan lahannya," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto di Semarang, Jumat.
Hal tersebut diungkapkan Arie usai bertemu dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Balai Kota Semarang untuk membahas rencana pembangunan jalur tol Semarang-Demak.
Begitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)-nya selesai, kata dia, pembebasan lahan akan segera dimulai, dilanjutkan dengan tahapan-tahapan lainnya untuk percepatan pembangunan.
"Kami juga berkoordinasi dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), bisa tidak langsung mendanai pembebasan. Pada 2018, kami berharap sudah mulai pengerjaan, butuh kerja keras," katanya.
Untuk pengerjaan fisik jalur tol Semarang-Demak sepanjang 27 kilometer yang sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut itu, Arie menyebutkan membutuhkan anggaran sekitar Rp11 triliun.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjelaskan proses pembebasan lahan untuk pembangunan jalur tol Semarang-Demak sepenuhnya dilakukan dan ditanggung oleh pemerintah pusat.
"Pembebasan lahan, semuanya dari pusat. Memang agak lumayan karena biayanya besar, tetapi semuanya di-`handle` pusat meskipun rencananya kerja sama juga dengan investor," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Dari hasil pertemuan dengan Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi menyebutkan pembangunan rencananya dilakukan dalam waktu dekat dan tahun ini diadakan lelang.
"Nilainya tadi disampaikan untuk pembebasan sekitar Rp6,5 triliun, sementara nilai fisiknya Rp11,5 triliun. Kebutuhannya, sekitar Rp17-18 triliun untuk jalur tol Semarang-Demak," katanya.
Dari Pemerintah Kota Semarang, kata dia, diminta menyiapkan regulasi penyesuaian tata ruang, kemudian melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pembebasan lahan tersebut.
"Yang namanya pembangunan, pasti ada pahlawan-pahlawan yang harus berkorban meninggalkan kebiasaannya tinggal di situ (direlokasi, red.). Namun, pasti ada yang namanya ganti untung," katanya.
Namun, Hendi optimistis pembangunan jalur tol Semarang-Demak itu akan mendorong dan mendongkrak perekonomian daerah karena akan banyak investor yang tertarik berinvestasi.
"Pemerintah pusat selalu melakukan orientasi pembangunan yang mempunyai dampak manfaat secara masif. Banjirnya hilang, potensi wisata berkembang, nelayan ekonominya tumbuh, dan seterusnya," katanya.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: