Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyatakan anak gagal tumbuh merupakan ancaman utama terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia dan ancaman terhadap daya saing bangsa.

"Anak gagal tumbuh tidak hanya secara fisik tumbuh terlalu pendek atau kerdil untuk usianya tetapi juga mengganggu pertumbuhan otaknya," kata Kepala Negara saat membuka rapat kabinet terbatas membahas stunting di Kantor Presiden Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Jokowi melanjutkan kondisi itu akan mempengaruhi daya serap dan prestasi di sekolah dan mempengaruhi aktivitas, kreativitas di usia-usia produktif.

Presiden menegaskan bahwa tahapan besar setelah pembangunan infrastruktur selesai, Indonesia akan masuk ke tahapan besar berikutnya yaitu investasi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

"Saya juga ingin menekankan bahwa penurunan angka gagal tumbuh adalah kerja bersama yang harus melibatkan semua elemen masyarakat terutama ibu ibu PKK, " katanya.

Ia juga mengingatkan perlunya pengaktifan kembali secara maksimal fungsi-fungsi posyandu di kampung-kampung dan desa-desa.

"Saya minta dibuat rencana aksi yang lebih terpadu dan terintegrasi yang punya dampak konkret di lapangan mulai intervensi pada pola makan, pola asuh dan juga sanitasi," katanya.

Selama tiga tahun terakhir ini, lanjutnya, pemerintah sudah membagikan biskuit untuk ibu hamil dan balita.

"Tapi saya lihat itu belum cukup, perlu ditambah lagi dengan ikan, telur, kacang hijau dan sanitasi, pelayanan dasar air bersih dan MCK harus betul-betul kita perhatikan," katanya.

Kepala Negara juga mengingatkan perlunya edukasi pola hidup sehat, agar lingkungan tumbuh kembang anak menjadi lingkungan yang sehat.