Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memetakan potensi kerawanan tsunami di Tanah Air sejak 2001.

"Tim BMKG sudah mengeluarkan peta potensi kerawanan tsunami sejak 2001, bahkan sebelum tsunami Aceh terjadi," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Jaya Murjaya, di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan, daerah yang berpotensi rawan tsunami yaitu sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa, selatan Nusa Tenggara, utara Nusa Tenggara.

Selain itu juga di utara Papua, pantai timur Manado dan Maluku, pantai utara Sulawesi serta pulau-pulau kecil di Kepulauan Ambon.

Baca juga: https://m.antaranews.com/berita/698735/bmkg-beri-tanggapan-soal-tsunami-sampai-57-meter

"Sampai saat ini saya rasa masih sesuai, kami evaluasi peta itu sejak 2001 sampai sekarang," kata dia.

Baca juga: https://m.antaranews.com/berita/698639/bppt-nyatakan-isu-potensi-tsunami-sebatas-kajian-ilmiah

Sebelumnya sempat marak pemberitaan terkait isu potensi tsunami yang akan terjadi di Pandeglang setinggi 57 meter yang sebenarnya masih merupakan hasil pemodelan penelitian para pakar dan perlu diuji validasinya.

Potensi tsunami di Jawa bagian Barat yang dimaksud adalah hasil kajian akademis awal dari simulasi model komputer, menggunakan sumber tsunami dari gempa Bumi di tiga titik potensi gempa Bumi megathrust, Enggano, Selat Sunda, dan Jawa Barat bagian Selatan.

Skenario terburuknya itu (total ada enam skenario), jika gempa terjadi secara bersamaan di tiga titik potensi gempa, dan dengan skala tertinggi, yatu 9 pada skala Richter. Skenario ini apabila dibuat simulasi permodelan, maka akan menimbulkan tsunami yang dahsyat.

Hasil simulasi model komputer dari skenario terburuk ini mengindikasikan ketinggian tsunami di wilayah pantai Utara Jawa bagian Barat maksimum mencapai 25 meter, dan di wilayah pantai barat-selatan maksimum hingga 50 meter.