Menlu: IAF Keseriusan pererat hubungan dengan Afrika
4 April 2018 14:33 WIB
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memberikan keterangan pers kepada media tentang Indonesia-Africa Forum (IAF) di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu (4/4/2018). (Bayu Prasetyo)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan Forum Indonesia-Afrika (IAF) merupakan bentuk keseriusan Tanah Air untuk mempererat hubungan dengan sejumlah negara di Benua Afrika yang telah terjalin baik.
"Ini betul-betul menunjukkan komitmen Indonesia untuk mendekatkan diri dengan negara-negara Afrika," kata Menlu pada Rabu di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menlu telah mendampingi Presiden Joko Widodo menerima 11 Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Kepala Negara di Istana Merdeka, Jakarta.
Menurut Retno, Indonesia akan menjadi tuan rumah IAF 2018 yang pertama kali diselenggarakan di Pulau Dewata pada 10-11 April 2018.
Beberapa menteri negara-negara Afrika berencana turut hadir dalam forum tersebut, salah satunya dari Pantai Gading.
"Nanti juga ada berapa kesepakatan bisnis yang cukup banyak. Bisnis yang akan kita lakukan dengan negara-negara di Afrika," kata Retno.
Menteri menjelaskan salah satu sektor perdagangan dan investasi yang akan diajukan oleh Indonesia kepada negara-negara Afrika adalah di sektor industri strategis seperti PT Dirgantara Indonesia yang menawarkan pesawat angkut multi-peran CN-235.
Sebelumnya, beberapa Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh asal Benua Afrika yaitu Dubes LBBP Uganda untuk RI Dorothy Samali Hyuha, Dubes LBBP Gambia untuk RI Ramzia Diab Ghanim, dan Dubes LBBP Pantai Gading untuk RI Jeanne Guehe menemui Presiden untuk menyerahkan surat-surat kepercayaan.
Menlu mengatakan hubungan Indonesia dengan sejumlah negara di Benua Afrika sangat kuat, khususnya di tingkat hubungan politik.
Indonesia berupaya untuk meningkatkan hubungan baik itu dengan kerja sama ekonomi.
"Rata-rata, tadi para duta besar juga mendapatkan tugas yang sama dari para kepala negara dan pemerintahannya untuk mengembangkan ekonomi dengan Indonesia," ujar Retno.
Pemerintah Indonesia juga menilai kawasan Afrika sebagai pasar non-tradisional bagi produk Indonesia yang berpotensi besar untuk ditingkatkan lebih besar.
"Ini betul-betul menunjukkan komitmen Indonesia untuk mendekatkan diri dengan negara-negara Afrika," kata Menlu pada Rabu di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Menlu telah mendampingi Presiden Joko Widodo menerima 11 Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh yang menyerahkan surat-surat kepercayaan kepada Kepala Negara di Istana Merdeka, Jakarta.
Menurut Retno, Indonesia akan menjadi tuan rumah IAF 2018 yang pertama kali diselenggarakan di Pulau Dewata pada 10-11 April 2018.
Beberapa menteri negara-negara Afrika berencana turut hadir dalam forum tersebut, salah satunya dari Pantai Gading.
"Nanti juga ada berapa kesepakatan bisnis yang cukup banyak. Bisnis yang akan kita lakukan dengan negara-negara di Afrika," kata Retno.
Menteri menjelaskan salah satu sektor perdagangan dan investasi yang akan diajukan oleh Indonesia kepada negara-negara Afrika adalah di sektor industri strategis seperti PT Dirgantara Indonesia yang menawarkan pesawat angkut multi-peran CN-235.
Sebelumnya, beberapa Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh asal Benua Afrika yaitu Dubes LBBP Uganda untuk RI Dorothy Samali Hyuha, Dubes LBBP Gambia untuk RI Ramzia Diab Ghanim, dan Dubes LBBP Pantai Gading untuk RI Jeanne Guehe menemui Presiden untuk menyerahkan surat-surat kepercayaan.
Menlu mengatakan hubungan Indonesia dengan sejumlah negara di Benua Afrika sangat kuat, khususnya di tingkat hubungan politik.
Indonesia berupaya untuk meningkatkan hubungan baik itu dengan kerja sama ekonomi.
"Rata-rata, tadi para duta besar juga mendapatkan tugas yang sama dari para kepala negara dan pemerintahannya untuk mengembangkan ekonomi dengan Indonesia," ujar Retno.
Pemerintah Indonesia juga menilai kawasan Afrika sebagai pasar non-tradisional bagi produk Indonesia yang berpotensi besar untuk ditingkatkan lebih besar.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: