Washington (ANTARA News) - Paus kepala busur, paus besar berwarna hitam di Samudra Arktik yang bisa hidup sampai 200 tahun dengan melahap makhluk-makhluk kecil laut, menunjukkan kualitas luar biasa selain berenang. Lagu-lagu uniknya menjadikan mereka "artis" jazz luar biasa.
Para peneliti pada Selasa (3/4) mengatakan mereka melakukan studi intensif mengenai vokalisasi --nyanyian-- populasi sekitar 300 ikan paus busur di lautan bagian timur Greenland dari 2010 sampai 2014 menggunakan mikrofon bawah air.
Mereka mengumpulkan koleksi rekaman terbesar suara paus kepala busur yang pernah dibuat, mengungkap repertoar beragam dan terus berubah dari ikan-ikan itu. Para peneliti, yang mengidentifikasi 184 lagu berbeda, mengatakan nyanyian itu tampaknya merupakan tampilan reproduktif pejantan.
Ikan-ikan paus kepala busur, yang diburu sampai hampir terlupakan berabad-abad lalu, panjangnya bisa 18 meter lebih. Mereka merupakan satu-satunya paus baleen yang sepanjang tahun tinggal di Arktik dan punya lapisan lemak paling tebal dibandingkan dengan paus lainnya.
Di antara ikan-ikan paus yang ada di dunia, hanya paus kepala busur dan paus bungkuk yang menghasilkan beragam lagu. Paus baleen penyaring makanan lain seperti pau sirip biru dan minke menghasilkan lagu-lagu yang lebih sederhana yang hampir sama setiap tahun.
Ahli oseanografi University of Washington Kate Stafford mengatakan lagu-lagu paus bungkuk sangat teratur, mirip dengan musik klasik, sementara lagu-lagu paus kepala busur terdengar lebih bebas seperti musik jazz, tidak terlihat mengikuti aturan jelas.
"Mereka sangat beragam. Beberapa suaranya benar-benar menghantui," kata ahli biologi laut Kit Kovacs dari Norwegian Polar Institute dan University Centre di Svalbard. "Tapi yang lain suaranya meski liar masih ada dalam satu kandang," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Paus menggunakan suara untuk berkomunikasi, navigasi, menemukan mangsa dan kawin. Suara dapat terdistribusi secara efisien di dalam air, lebih baik daripada cahaya dan bau.
Ikan paus menggunakan suara untuk melakukan navigasi, komunikasi, dan menemukan mangsa dan pasangan. Suara bergerak efisien di bawah air dan lebih jauh dari cahaya, dan bau juga tidak menyebar baik di bawah air.
"Paus bernyanyi untuk mengomunikasikan 'niat', dalam hal ini kesiapan untuk kawin. Lagu itu biasanya hanya ditampilkan oleh pejantan untuk berkomunikasi dengan pejantan yang lain bahwa 'Saya lebih besar, lebih kuat dan lebih bersemangat dan lain-lain, dan kepada betina bahwa 'saya besar, kuat dan sangat bersemangat'," tambah Kovacs.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Biology Letters itu mengonfirmasi bahwa paus kepala busur secara teratur menyanyi dari akhir musim gugur sampai awal musim semi.
"Jadi lagu-lagunya sepenuhnya berubah dalam setahun dan dari tahun ke tahun. Dan kami tidak benar-benar tahu kenapa," kata Stafford. "Ini tmasih menjadi misteri karena mereka menyanyi di Arktik di bawah es berat selama malam hari di kutub, kondisi yang tidak begitu kondusif bagi manusia untuk keluar dan melihat dan mempelajarinya tahun ini."
Paus kepala busur punya beragam "lagu" untuk jazz Arktik
4 April 2018 13:45 WIB
Paus kepala busur. (Flickr/fruchtzwerg's world blink)
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: