Padang (ANTARA News) - Polresta Padang, Sumatera Barat menurunkan sebanyak 130 personel untuk mengamankan unjuk rasa kenaikan harga bahan bakar minyak yang akan dipusatkan di Kantor Gubernur Sumatera Barat, Rabu.

"Kami menyiapkan personel untuk mengamankan pelaksanaan unjuk rasa agar dapat berjalan tertib," kata Kabag Ops Polresta Padang, Kompol Ediwarman di Padang, Rabu.

Ia mengatakan personel yang akan diturunkan berasal dari Sabhara Polresta Padang dibantu polsek-polsek yang ada di Kota Padang.

"Dalam surat permohonan jumlah pengunjuk rasa ada sekitar 150 orang," kata dia.

Ia mengatakan yang akan melakukan unjuk rasa adalah BEM Universitas Andalas bersama BEM kampus lainnya.

"Mereka telah memasukkan surat permohonan dan kita bertugas memberikan pengamanan agar mereka dapat menyuarakan aspirasi mereka," kata dia.

Aksi dimulai dari kampus masing-masing kemudian berkumpul di Pasar Raya lalu berjalan kaki ke Kantor Gubernur Sumatera Barat di Jalan Sudirman.

Sementara itu koordinator umum (kordum) unjuk rasa Jufrinal Syahputra melalui siaran persnya mengatakan dalam unjuk rasa ini mereka menuntut agar pajak bahan bakar kendaraan diturunkan kembali menjadi lima persen.

Kedua, menuntut agar harga bahan bakar non subsidi diturunkan serta meminta agar ketersediaan bahan bakar bersubsidi di wilayah Sumbar.

"Naiknya harga BBM akan berdampak terhadap harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan umum yang juga akan ikut naik," katanya.

Puluhan massa telah berkumpul di kawasan Permindo Pasar Raya Padang. Mereka melakukan aksi mendorong motor menuju Kantor Gubernur sebagai bentuk aksi protes karena tidak mampu membeli bahan bakar dengan harga yang baru.

Aksi unjuk rasa itu dikawal satuan Raimas Polresta Padang menggunakan motor dan satua Lalu Lintas Polresta Padang untuk mengamankan jalur lalu lintas di daerah yang dilalui massa.