Dokter: BAB berdarah ciri kanker usus besar
4 April 2018 05:37 WIB
Dokumentasi Sejumlah siswa membeli sosis yang diolesi saos galonan di depan SDN MKK 1 Tegal, Jateng, Jumat (30/1/2015). Para orangtua siswa dihimbau untuk mewaspadai maraknya peredaran makanan yang menggunakan bahan berbahaya seperti boraks, pewarna tekstil dan formalin yang diduga menjadi penyebab timbulnya penyakit kanker, diare dan pengerasan usus. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Jakarta (ANTARA News) - Dokter spesialis penyakit dalam dari RSCM dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD- KHOM mengatakan salah satu ciri kanker usus besar atau kolorektal adalah keluar darah saat buang air besar (BAB).
"Kalau kanker kolorektal biasanya pasien mengalami gangguan saat BAB, misalnya diare, sembelit atau fesesnya keluarnya sedikit-sedikit, bahkan sampai mengeluarkan darah," kata dia.
Menurut Nadia jika saat BAB mengeluarkan darah maka harus segera periksa ke dokter meski kemungkinan kanker kolorektal tidak besar.
"Biasanya kalau pasien dengan keluhan BAB berdarah, 85 persennya adalah wasir, sisanya bisa penyakit lain termasuk kanker kolorektal," kata dia.
Di Indonesia 30 persen penderita kanker kolorektar adalah usia produktif atau di bawah 40 tahun. Bahkan dia pernah menangani pasien yang berusia 15 tahun.
Kanker kolorektal dapat dipicu dari berbagai hal seperti terjadinya mutasi gen, infeksi usus dan gaya hidup yang tidak sehat.
"Faktor gen hanya sekitar 10 persen, sekita 90 persen pemicu kanker kolorektal adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, obesitas, makan makanan berlemak dan kurang mengkonsumsi serat serta kurang berkativitas fisik," kata dia.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk perempuan.
Data Globocan 2012 menunjukkan, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker. Bahkan secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah satu dari 20 orang.
"Kalau kanker kolorektal biasanya pasien mengalami gangguan saat BAB, misalnya diare, sembelit atau fesesnya keluarnya sedikit-sedikit, bahkan sampai mengeluarkan darah," kata dia.
Menurut Nadia jika saat BAB mengeluarkan darah maka harus segera periksa ke dokter meski kemungkinan kanker kolorektal tidak besar.
"Biasanya kalau pasien dengan keluhan BAB berdarah, 85 persennya adalah wasir, sisanya bisa penyakit lain termasuk kanker kolorektal," kata dia.
Di Indonesia 30 persen penderita kanker kolorektar adalah usia produktif atau di bawah 40 tahun. Bahkan dia pernah menangani pasien yang berusia 15 tahun.
Kanker kolorektal dapat dipicu dari berbagai hal seperti terjadinya mutasi gen, infeksi usus dan gaya hidup yang tidak sehat.
"Faktor gen hanya sekitar 10 persen, sekita 90 persen pemicu kanker kolorektal adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, obesitas, makan makanan berlemak dan kurang mengkonsumsi serat serta kurang berkativitas fisik," kata dia.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, kanker kolorektal merupakan penyebab kematian kedua terbesar untuk pria dan penyebab kematian ketiga terbesar untuk perempuan.
Data Globocan 2012 menunjukkan, insiden kanker kolorektal di Indonesia adalah 12,8 per 100 ribu penduduk usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5 persen dari seluruh kanker. Bahkan secara keseluruhan risiko terkena kanker kolorektal adalah satu dari 20 orang.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: