Jakarta (ANTARA News) - Pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur diperkirakan berlangsung ketat sampai saat pemilihan karena pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak memiliki tingkat pengenalan dan kesukaan hampir sama.

"Dari kacamata kami akan ketat, dari sejarah dan figur ketat, banyak aspek akan ketat. Sampai Hari-H calon yang terus bekerja akan menang," kata Direktur Eksekutif lembaga survei Indo Barometer M. Qodari dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Dilihat dari data survei September 2017 dan Januari-Februari 2018, kata Qodari, tingkat pengenalan kedua calon gubernur naik, yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dari 94,3 pada September 2017 menjadi 97,5 persen pada Januari-Februari 2018, sedangkan Khofifah naik dari 92,9 persen pada September 2017 menjadi 96,1 persen dalam survei Januari-Februari 2018.

Untuk tingkat kesukaan, Gus Ipul turun dari 94,2 persen pada September 2017 menjadi 87,9 persen pada Januari-Februari 2018, sementara Khofifah relatif stabil dari 88,4 persen menjadi 87,5 persen.

Baca juga: Gus Ipul unggul tipis dari Khofifah, kata survei Indo Barometer

Dari simulasi head to head calon gubernur, elektabilitas Gus Ipul turun ari 59,2 persen menjadi 46,6 persen, sedangkan Khofifah menanjak dari 27,3 persen menjadi 40,8 persen.

Ada pun untuk calon wakil gubernur, Emil Dardak dan Puti Guntur Soekarno beda tipis masing-masing 30,9 persen dan 29,4 persen.

Apabila berpasangan, Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno memperoleh dukungan 45,2 persen, unggul dari Khofifah-Emil yang memperoleh dukungan 39,5 persen versi survei Januari-Februari 2018.

Alasan publik memilih calon gubernur adalah pengalaman, merakyat, tegas, berjiwa sosial dan pintar, sedangkan untuk calon wakil gubernur adalah pintar, pasangan yang cocok, tegas, jujur dan masih muda.