New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena para investor menilai perkembangan terakhir hubungan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Tiongkok menangguhkan konsesi tarif atas 128 item produk-produk AS termasuk daging babi dan buah-buahan mulai Senin (2/4), menurut Departemen Keuangan, lapor Xinhua.

Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara telah memutuskan untuk mengenakan tarif 15 persen atas 120 item produk-produk yang diimpor dari Amerika Serikat termasuk buah-buahan dan produk-produk terkait, serta tarif 25 persen untuk delapan item impor termasuk daging babi dan produk-produk terkait dari negara tersebut, menurut pernyataan yang dimuat di situs web kementerian.

Pernyataan itu mengatakan bahwa langkah itu adalah tindakan balasan sebagai tanggapan atas langkah AS sebelumnya untuk mengenakan tarif impor baja dan aluminium.

Meskipun ada keberatan di seluruh dunia, pemerintah AS memutuskan untuk mengenakan tarif 25 persen untuk impor baja dan tarif 10 persen untuk impor aluminium, dengan tarif impor dari negara-negara termasuk Tiongkok.

Di sisi ekonomi, Indeks Pembelian Manajer (PMI) menurun 1,5 persentase poin dari angka Februari 60,8 persen menjadi 59,3 persen pada Maret, gagal memenuhi perkiraan pasar, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan pada Senin (2/4).

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,08 persen menjadi 90,046 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,2301 dolar AS dari 1,2324 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,4041 dolar AS dari 1,4035 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia merosot menjadi 0,7653 dolar AS dari 0,7686 dolar AS.

Dolar AS dibeli 105,84 yen Jepang, lebih rendah dari 106,24 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9546 franc Swiss dari 0,9541 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,2939 dolar Kanada dari 1,2893 dolar Kanada.

(UU.A026)