Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah orang di dunia maya mengaku mendapatkan panggilan telepon dari nomor luar negeri belakangan ini, umumnya berkode +242.
Hermansyah kepada ANTARA News mengaku Jumat pekan lalu dia mendapat telepon dari nomor tidak dikenal yang diawali +242.
"Tapi, enggak saya angkat, nomornya enggak kenal," kata Hermansyah, yang mengaku tidak memiliki kerabat yang tinggal di luar negeri.
Telepon tidak dikenal itu juga terjadi di negara lain, warga Australia baru-baru ini juga mengalami kejadian serupa, mendapat telepon dari luar negeri.
Jika Anda tidak memiliki pekerjaan atau kerabat yang sedang berada di negara asing, panggilan telepon itu bisa saja scam "Wangiri", penipuan yang bisa membuat tagihan pulsa atau telepon membengkak.
Berdasarkan penelusuran ANTARA News, peristiwa ini bukan kali ini saja terjadi, tercatat pemberitaan mengenai Wangiri sudah ada sejak 2014. Wangiri, dalam bahasa Jepang berarti sekali dering.
Modusnya, penelepon sengaja meninggalkan misscall atau panggilan tidak terjawab agar korban menelepon balik.
Jika menelepon balik, Anda akan dialihkan ke mesin penjawab atau diminta mendengarkan apa saja agar tetap menelepon.
Biasanya, tarif menelepon keluar negeri, atau roaming, dihitung per menit dalam angka yang tidak sedikit.
Laman This Is Money melaporkan beberapa warga Inggris mendapat tagihan telepon luar negeri selama 12 jam karena menelepon balik nomor tidak dikenal itu, padahal mungkin saja korban hanya menelepon selama beberapa menit.
Pelaku diduga membeli nomor-nomor tersebut di pasar gelap, kemudian menggunakan sistem otomatis yang dapat melakukan panggilan banyak sekaligus, hingga 3.000 nomor dalam semenit.
Tidak hanya Kongo (+242), beberapa nomor telepon dari negara lain juga kerap disalahgunakan untuk menjadi scam Wangiri, yaitu Komoro (+269), Liberia (+231), Tunisia (+216) dan Kepulauan Cook (+682).
Kode telepon ini bisa jadi "misscall" penipuan Wangiri
2 April 2018 12:35 WIB
Ilustrasi telepon, pusat layanan. (Pixabay/3dman_eu)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: