Beijing (ANTARA News) - China, Senin (02/04), memberlakukan tarif baru untuk impor Amerika Serikat senilai tiga miliar dolar AS (sekitar Rp41,2 triliun), termasuk buah-buahan dan daging babi, sebagai pembalasan atas bea Washington untuk baja dan aluminium.

Langkah Beijing, yang menurut laporan kantor berita Xinhua diputuskan oleh komisi tarif bea Dewan Negara, dieksekusi menyusul retorika sengit dan ancaman antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu selama berminggu-minggu.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berulang kali mencela surplus perdagangan besar China atas Amerika Serikat, dan berjanji dalam kampanye pemilihan umum untuk memangkas defisit AS.

Beijing memperingatkan bulan lalu bahwa mereka sedang mempertimbangkan tarif 15 persen dan 25 persen untuk berbagai produk yang juga meliputi anggur, kacang dan lempengan aluminium. Tarif mulai berlaku pada Senin, demikian dilansir Xinhua, mengutip pernyataan Kementerian Keuangan.

Bea tersebut diberlakukan sebagai respons atas tarif 10 persen untuk aluminium dan 25 persen untuk baja yang juga menyulut kemarahan para sekutu AS.

Namun, Trump sementara menangguhkan tarif untuk Uni Eropa serta Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Meksiko dan Korea Selatan.

Pemimpin AS itu juga mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif baru untuk impor Tiongkok yang bernilai sekitar 60 miliar dolar AS (sekitar Rp824,1 triliun) atas “pencurian” kekayaan intelektual.

China telah meminta Amerika Serikat untuk menghentikan “intimidasi ekonominya” dan memperingatkan bahwa pihaknya siap untuk membalas.

Namun, Beijing sejauh ini menangguhkan tarif untuk produk pertanian utama seperti kedelai atau perusahaan besar seperti raksasa kedirgantaraan Boeing -- sektor yang menurut harian negara Global Times dapat menjadi sasaran tarif, demikian AFP.

Baca juga: Saham-saham Wall Street jatuh setelah Trump kenaikan tarif impor China