Denpasar (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, melakukan prosesi ritual larung kerbau, kambing, itik, dan ayam untuk mengambil air suci dari Gunung Lawu. Air suci itu akan dibawa ke Kabupaten Gianyar, Bali untuk mendukung pentas seni promosi obyek wisata daerah tersebut. Pemerintah Laranganyar tampaknya tidak main-main dalam mempromosikan obyek-obyek wisata religi yang ada di sekitar Gunung Lawu kepada warga dan wisatawan asing di Bali. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar Joko Suyanto MM, menjelang pementasan seni budaya pada jamuan makan malam di Puri Gianyar, Rabu sore mengungkapkan, prosesi larung sesaji itu dilakukan di kawah Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 3.225 meter di atas permukaan laut. Setelah prosesi ritual tersebut, baru dilakukan pengambilan air suci dari lima sumber mata air di Gunung Lawu yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit, diantaranya dari Taman Saraswati Candi Ceto, Sendang Drajat, Sendang Kuning dan Sendang Macan. Bupati Karanganyar Hj Rina Iriani Sri Ratnaningsih S.Pd, MHum, bersama staf, pejabat Muspida dan anggota DPRD setempat yang berjumlah sekitar 50 orang, turut ke Gianyar bersama tim seni budaya. Kunjungan promosi pariwisata dan kerjasama antar daerah itu sekaligus sebagai balasan atas kunjungan Bupati Gianyar, AA Gde Agung Bharata bersama rombongan, beberapa waktu lalu. Pada jamuan makan malam di Puri Gianyar, dipentaskan "Pudya Darmaning Siwi Saraswati", yang melibatkan lima penari dari Karanganyar dan sejumlah penari dari Gianyar. Pentas ritual itu menampilkan karya seni tari yang dipadukan dengan prosesi pencampuran air suci dari lima sumber mata air di Gunung Lawu dengan air suci dari empat sumber di Gianyar. "Kami berharap melalui ritual dalam pentas seni ini akan mengukuhkan kerjasama dengan Gianyar, sekaligus lebih memperkenalkan seni budaya yang ada kemiripan dengan Bali," kata Kadisparda Joko Suyanto. Dengan menyuguhkan pentas ritual, diharapkan para pejabat dan masyarakat Gianyar serta Bali pada umumnya, akan lebih banyak lagi yang berminat melakukan wisata spiritual ke Karanganyar. Selama ini, katanya, setiap bulan mencapai ribuan warga Bali bersama turis asing yang melakukan wisata spiritual ke Karanganyar, terutama ke sejumlah tempat suci/pura di kawasan Gunung Lawu, seperti di Candi Ceto. Leluhur orang Bali berasal dari zaman akhir Kerajaan Majapahit, yang memiliki banyak peninggalan bersejarah dan tempat sakral di kawasan Gunung Lawu. "Obyek wisata religi itu juga mulai banyak diminati wisatawan asing yang sedang berlibur ke Bali, sehingga daerah ini kami jadikan prioritas promosi," katanya menambahkan. (*)