Yogyakarta (ANTARA News) - Penyanyi keroncong asal Solo, Waldjinah, yang juga terkenal dengan sebutan "Sang Walang Kekek" tidak mampu menyembunyikan kekagumannya kepada kalangan bule-bule (orang asing) yang sangat bersemangat untuk mempelajari seni gamelan. "Saya salut pada orang-orang bule yang mau belajar gamelan, padahal generasi muda Indonesia sendiri sudah tidak terlalu peduli kepada gamelan," katanya kepada ANTARA News seusai tampil di Yogyakarta Gamelan Festival. Pada acara pada Selasa (10/7) malam itu, Waldjinah menyembahkan sejumlah tembang Jawa dan campursari diiringi oleh kelompok gamelan "Padhang Moncar" yang berasal dari Selandia Baru. Ia mengatakan, sebagai seniman merasa prihatin atas kurangnya minat generasi muda dalam mempelajari budaya bangsa sendiri. Menurut dia, perlu dilakukan terobosan yang bisa membuat mereka tertarik pada seni budaya Indonesia, misalnya dengan mengadakan festival budaya daerah bagi generasi muda. Selain itu juga, ia mengemukakan, bisa dengan membuat kolaborasi antara alat musik tradisonal dengan alat musik modern, sehingga anak muda tidak merasa ketinggalan jaman ketika memainkan alat musik tradisional. "Kreativitas orang-orang `bule` itu perlu dicontoh, memainkan gamelan yang dipadukan dengan bass, saxofone, dan alat musik modern lainnya," kata penyanyi kelahiran Solo, Jawa Tengah, 7 November 1943 itu. Penyanyi yang tinggal di daerah Mangkuyudan, Solo, itu saat ini sedang menyiapkan satu konser keroncong yang akan disiarkan oleh salah satu stasiun televisi nasional. "Sedangkan, sehari-harinya saya memiliki kesibukan menyanyi di Solo, dan setiap seminggu sekali mengisi acara musik keroncong di salah satu stasiun televisi lokal Solo," demikian Waldjinah. (*)